63. Sketsa: become sweet boy

124 20 13
                                    

(WARNING: Chapter 63 yang hilang, di buat berbeda!)



"Ri-chan! Ze tidak mau roti bakar selai nanas, this not my taste, Zero need Ri-chan, ehe." Suara khas lelaki mengisi pendengaran mereka, hanya saja nadanya begitu manja, membuat semua yang berada di ruangan itu bergidik ngeri.


"Ih! Kamu kenapa sih?" Asteri yang mendengarnya kaget bukan kepalang, tumben-tumbenan Zero begini, begitulah pikirnya.

"Halah palingan caper doang," Mirror knight menyahut.

"biarin deh, nanti pasti capek sendiri," jawab sohib akutnya, alias Glen fire oeo.

"Memang biasanya Ze kayak gimana?"

"11/12 sama kayak Glen fire dia mah," Orb membalas dengan tetap fokus pada sip jamurnya.

" tapi sekarang pek-ketiplek mirip sama Geed. Zero-san mau jadi boyfriend idaman orang-orang?" Tebak Grigio dengan blakblakan, nggak bisa meleset dikit apa neng?

"NGAKU DEH! KAMU KENAPA ZE?" Ginga tak tahan melihat kelakuan Zero yang aneh sejak semalam, baru juga selesai menjalankan misi di negara Korea.

"Sudahlah. Yang paham kelembutan seorang Ze hanya orang tertentu saja, keluarga dan saudaraku misalnya."

"Kelembutan bang Zero mah cuma bertahan sampai umur tujuh tahun, pas baru umur delapan aja kamu udah bentak aku perkara goreng ikan emas peliharaanmu, kan aku jadi gedek!" Ungkap Taiga yang notabene sepupu Zero, ultra satu ini malah curhat kawan.

"Terserah! Ze mau jadi sweet boy yang paling sweet seantero M78! Biar pada diabetes kalian." Balas Zero dengan sarkas, dia berdiri dari kursinya dan menarik tangan Asteri, mengajaknya berlari begitu saja.

"Eh!" Victory kaget bukan kepalang.

"Yang bener aja bang?" Rosso tak kalah shik shak shock.

"...." Sementara yang ditarik tangannya malah ada di jaringan 2G, tak dapat memproses dan berkata-kata lagi.

Kini, di puncak menara spark yang sangat menyilaukan, terang nan shimer-shimer nampak dua ultra yang berbeda gender, keduanya duduk di pinggiran menara, seakan berkata jatuh biarlah jatuh, kan bisa terbang.

"Serius deh! Kamu habis dari Korea dan ketemu adegan sweet di jalan, jadinya pengen terapin apa gimana sih?" Tanya Asteri to the point.

Sementara yang bersangkutan sibuk menggambar sketsa wajah Asteri, tanpa berhenti menggambar, Zero bercerita, "aku dikatain penguntit, padahal misiku kemarin menangkap alien yang menyamar menjadi back dancer idol di sana. Citra seorang ultra langsung down lah. Idol itu bilang kalau mau mendekati perempuan, minimal jadi sweet boy, tampang kamu macem penguntit. Ditambah aksen dia pas bilang shbl shbl itu yang bikin kesel!" Zero curhat diakhiri helaan nafas yang amattt panjang, sepanjang jalan tol Jakarta-Kalimantan.

Sementara yang mendengarkan berusaha menahan tawa untuk menjaga perasaan Zero, "i see, niat kamu baik, so what's wrong? Kami suka Zero apa adanya, baiknya, tingkah random yang out of the box. Katanya mah, you are only one."

"Arigatou ...."

"Ie."

"Ri, tahu nggak kenapa aku ngajak kamu kesini, bukan cuma mau cerita soal masalah misi di Korea, tapi ada hal lain yang bener-bener utama buat aku obrolin." Ungkap Zero tanpa beralih dari buku sketsanya.

"Eh? Apa?" Asteri penasaran tentu saja.

"Percaya nggak kalau aku dulu hampir di usir dari sini perkara sentuh plasma spark."

"Tahu sekilas, rumornya."

"Ya setelah kejadian itu, aku dilatih Leo-sensei keras pake banget. Sendirian lagi, ga kenal sama kalian. Tapi setelah kenal ufz, anak new generation dan tri-squad semua berubah jadi waw. Apalagi pas kita ketemu perkara aku dapat misi menangani alien Dada, kamu tiba-tiba kasih cousen buat ngelawan dia, gegabah!" Zero tertawa mengingatnya, membuat Asteri bersemu malu.

"Ga usah di ingetin ih! Tapi, kalau nggak begini, kita nggak bakal ketemu, dan sekolah bareng."

"Ri-chan mau berakhir sama Ze?"

"Maksudnya bersama denganmu? Pasti, kenapa tiba-tiba bertanya?" Asteri menoleh ke arah Zero dengan raut bertanya-tanya.

"Nama kamu?" Tanya Zero

Asteri tergelak, merasa tingkah Zero hari ini sangat random, "Asteri."

"Human host!" Ucap Zero menegaskan dengan nada menyentak.

"Elpida, siapa lagi. Kamu kenapa sih?" Elpida mulai tak nyaman.

"Hanya ingin, melihat banyak perempuan tidur abadi." Ungkap Zero.

"Drama Korea mana yang ada scene tidur abadi buat pemeran perem---" Asteri keheran untuk kesekian kali, kala Zero memotong ucapannya.

"Beserta marga." Zero tersenyum dengan manis.

"Elpida Asakura, memang kamu tahu penulisan nama depanku?" Asteri bertanya sembari mengintip Zero yang mulai menuliskan nama lengkap dibawah sketsa wajahnya yang baru selesai di buat.

Zero mengabaikan pertanyaan dari Asteri dan tersenyum penuh makna, "aku tahu apa yang aku butuh. Yang aku inginkan hanya kerelaan langsung dari lisan kamu. Κοιμήσου καλά στην αιωνιότητα, Εlpida."

Sesaat setelahnya, semua menjadi terlalu gelap untuk di pandang netra.









Kaget? Sama kok Clau juga:")


Welcome back Rlov hehe, Clau tahu WP ga seramai itu, tapi ayo selesaikan ini!

Sedikit cerita, dan inpo, alhamdulillah Clau sekarang 17th ya (asli KTP Indonesia, yeay,) bahasanya berasa macem kanebo ga tuh? TwT, mybe pengaruh selera dan keseringan nulis cerpen/novel. Tapi gpp gpp ayo sesuaikan dan buat ini lebih fun ehe:)

Jangan lupa vote dan komen,
arigatou💙

🚇Jaa🚇


















Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ultra AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang