two.

18K 1.4K 690
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

Keesokan harinya, Hermione terbangun di sofa dekat perapian. Niat hati ia ingin menunggu Draco untuk kembali, tapi nyatanya ia malah ketiduran. Dan saat gadis itu ingin beranjak dari sana, pemuda bersurai platina yang sedari malam ia tunggu kedatangannya itu keluar dari kamar mandi.

"Dari mana saja kau kemarin? aku menunggu mu", Hermione berjalan mendekat dengan gugup, pasalnya dihadapannya, Draco hanya memakai handuk yang membungkus tubuh bagian bawahnya. Rambutnya masih basah dan acak acakan, serta aroma mint yang lembut menguar dari tubuhnya.

Draco menatap tajam Hermione, "Memang siapa yang menyuruhmu untuk menunggu ku, dasar bodoh".

"Apa?", lidah Hermione kelu untuk sekedar mengucapkan sepatah kata.

"Kau pikir aku akan berbaik hati mengendong tubuh kotormu itu ke kamar mu, nice fantasy, Granger, lebih baik kau tidur seperti itu daripada aku harus repot repot menyentuh mu barang seujung jari pun", ucap Draco sambil berlalu pergi.

Hermione mengerjapkan matanya beberapa kali, ia mengatupkan bibirnya, giginya bergemuruh, ia marah.

"Ya, aku bodoh karena peduli padamu dan menikahi laki-laki seperti mu walau aku tau apa dampaknya bagiku".

Draco memang benar, ia bodoh. Seharusnya ia tak memikirkan pemuda itu yang sedang berkeliaran sampai malam. Walau tak kembali pun seharusnya Hermione tak peduli. Tapi setidaknya ia harus bersikap seperti seorang istri.

Dasar sialan.

Hermione berjalan menuju kamarnya, mengambil jubah mandinya dengan penuh emosi, lalu pergi ke kamar mandi untuk menenangkan diri dengan berendam di air hangat.

.

"Mate, apa tadi malam Granger tak memarahimu karena kembali begitu malam", Theo yang sedang mengunyah roti panggang nya itu berbisik pelan pada Draco, sahabat nya.

"Aku tak peduli", jawabnya singkat.

"Woah, kau benar benar brengsek, mate. Hari pertamamu kembali ke Hogwarts, kau malah sibuk shagging dengan murid Ravenclaw", Blaise cekikikan dengan decakan kagumnya.

"Jika aku jadi kau, aku akan menemani Granger seharian, berduaan dengannya diasrama", Theo berkata sambil tertawa pelan.

"Granger lagi Granger lagi", Blaise mencibir Theo yang selama dua hari ini selalu menceritakan hal yang sama.

Granger cantik.

Granger seksi.

Granger pintar.

Granger baik hati.

Granger berbeda.

Dan bla bla bla.

Memang bukan rahasia umum lagi bagi asrama Slytherin kalau pemuda pureblood bermarga Nott itu memiliki fantasi asmara dengan perempuan muggleborn itu.

Toxic & DeepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang