09. Redupnya Sang Mentari

1.1K 407 45
                                    

"Bayu, Bayu! Mau ke mana?!" Ayu bertanya padaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bayu, Bayu! Mau ke mana?!" Ayu bertanya padaku. Intonasi suaranya naik beberapa oktaf.

Aku tidak menghiraukannya. Langkah jenjangku terus berpacu hingga masuk ke bagian dalam toko. Lekas mengambil barang milikku dan hendak keluar dari sini.

"Bayu, Bayu!" Ayudisa masih memanggil di belakangku. Ia tampak berlari mengikuti rajut langkahku yang terbilang cepat.

Menghela nafas pasrah sembari menutup mata sejenak, aku berbalik arah ketika ia mencekal pergelangan tangan.

"Bayu, kamu itu kenapa? Aku panggil-panggil nggak mau dengar, nggak mau balik arah," ucapan menggebu terlontar dari bibir ranumnya. Ia sedikit membungkuk sebab lelah mengejarku.

"Kamu ada masalah?" tanya ia kembali usai menatapku yang masih diam saja tak merespon apapun.

Aku menggigit bibir dalamku, kedua jelagaku terus bergulir, tidak beratensi pada manik cemas milik Ayudisa.

Menggeleng pelan sambil menunduk. "Nggak ada," jawabku singkat. "tapi maaf Ayu, untuk hari ini aku nggak bisa menemani kamu. Aku ada urusan sebentar," lanjutku.

Masih menatapku dengan rasa cemas yang semakin waswas, nona cantik berdaksa semampai itu menarik salah satu sudut bibirnya. Ia menghela nafas pasrah dan terdengar berat.

"Oh... ya udah. Nggak apa-apa kok, Bayu..." jawabnya terdengar pelan di runguku.

"Maaf ya, Ayu..." ucapku dengan sarat penyesalan sekali lagi.

Lajak mengangguk, ia menepuk pundakku perlahan. "Semoga lancar, ya..."

Nona manis dengan balutan sweater abu-abu dan celana joger yang terkesan sederhana, maafkan saya, ya? Maaf belum bisa memberitahumu perihal sebenarnya.

Nona manis dengan balutan sweater abu-abu dan celana joger yang terkesan sederhana, maafkan saya, ya? Maaf belum bisa memberitahumu perihal sebenarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berlari tak tentu arah dengan obsidian yang terus berkelana.

Ya Allah, jadi ini jawaban dari salah satu firasat yang terus menghantui setiap labirin otakku? Jadi ini adalah jawaban yang sebenarnya dari-Mu?

[✔] i. Kediri | JakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang