[TELAH TERBIT]
❝ kala semesta menciptakan kamu,
sungguh teramat candu bagiku.
gemintang pada manik indahmu,
meruntuhkan jagat dan seisi kalbu.
kudengar, kamu sedang bersemu,
sebab katanya, aku hanya milikmu ❞
✧ ft. 제이크 ENHYPEN...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bumantara kali ini sedang berkawan denganku. Sarayu yang mendersik, menerpa jaringan kulitku. Tak terlepas dari itu semua, ingar bingar selalu menjadi ikon Kediri Kota.
Kayuhan pedal sepeda, melaju membelah adimarga. Di jalan Hayam Wuruk Kota Kediri, kulewati tiap-tiap bahana dari kidung melodi dengan perasaan damai. Alunan lagu menginvasi pendengaranku dengan indahnya, disertai lirik-lirik yang menguar dari bibir seorang Renjana.
Aku saat ini hendak pergi ke suatu tempat usai mengantar adikku ke sekolah. Ia bilang, “Mas Ganteng, hati-hati, ya! Ojo lecet sitik pokok’e!”
(Kakak ganteng, hati-hati, ya! Jangan lecet sedikit pokoknya!)
Tertawa kecil menanggapi adikku yang sedikit bawel ini. “Iya, dek. Masmu yang ganteng ini insyaAllah selamat sampai tujuan.”
Sebelum menaiki sepeda, dia berucap tiba-tiba, “Eh tapi Mas, jangan lupa beliin aku pensil warna-warni isi duapuluh empat, ya! Dibuat mewarnai di sekolah soalnya...”
Mengulas senyum sembari mengusak kecil surai tebal milik Anindya. “Iya, dek. Nanti Mas Bayu beliin.”
Adik perempuanku yang masih duduk di bangku kelas empat itu, harsanya merebak sempurna. Ia memelukku kemudian mencium selincam pipi kiriku. “Yes, makasih Mas Bayu!”
“Anything for you, my lil sist. Udah sana masuk sekolah. Habis ini masuk loh, nanti terlambat...” aku mengingatkan dirinya setelah menatap jam digital sekolah yang tampak dari luar.
Ia melambaikan tangan mungilnya padaku. “Dadah, Mas Bayuuuu!” Kubalas pula dengan antusias. Kemudian ia hirap dari pandangan.
Belajar yang rajin, adik manisku...
Kini aku telah sampai pada pekarangan toko alat tulis kantor, alias toko ATK.
Memakirkan sepeda coklat kesayanganku yang hampir lapuk itu di sudut sana. Lanjar melewati pintu kaca setinggi tiga meter dengan cepat.
“Bayu, tolong kamu handle sebentar pelanggan di kasir nomor tiga, ya!”
Aku mengangguk patuh seraya merapikan seragam khusus karyawan. Lantas merajut langkah menuju kasir yang dimaksud oleh kakak seniorku. Dan segera men-scan barang belanjaan milik pelanggan yang sedang kulayani. Dengan sigap kujalani tugas itu.