20. Seuntai Harsa Merebak

783 269 32
                                    

Rona Baskara saat itu memang sedang indah-indahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rona Baskara saat itu memang sedang indah-indahnya. Seperti perasaan yang diterpa asmaraloka. Aku hendak bilang, bahwa aku tengah bergembira sekarang.

Mau tahu?

Berada di kawasan Simpang Lima Gumul Kediri, ada sepasang insan yang tengah bersemi. Katanya sedang melukis rona di pipi, tapi rasa hangat menjalar pada diri.

Bayu mengajakku ke Car Free Day di pagi hari!

Di hari Minggu yang indah ini, entah mengapa aku jadi senang sendiri. Apa karena dia sudah mengungkapkan rasa yang membumbung tinggi?

Ah nggak tahu! Intinya aku senang berjalan pagi bersama Bayu. Hehe... seperti tengah berkencan dengan kekasih baru.

Aku malu bumi raya! Ketika dia menyingkirkan suraiku yang menutupi wajah elokku, katanya.

Kalau sudah begini, ranah Batavia tak ingin aku singgahi. Kota Kediri terlampau indah untuk aku tinggali. Semerbak harsa pun terlanjur menguasai diri.

"Sebentar, Bayu!" aku sedikit memekik, tak lupa hastaku pun ikut menarik. "Aku mau beli itu dulu," kataku kepadanya. Menunjuk es cendol dawet di depan sana.

"Mbak, pesan dua, ya!" pintaku kepada sang Penjual. Daksa semampainya pun lajak menyibukkan diri.

"Kenapa ketawa?" ayat tanya lekas tercetak, melihat Bayu Renjana dengan tawa gelakak.

Menggelengkan jemala, sempat kulihat Bayu melambaikan hasta. "Nggak, nggak. Aku cuma keingat saja."

"Keingat apa?" kerutan pada kening pun tertampak, sedang nayanika hitamnya sedikit menyipit kelak.

"Keingat lagu cendol dawet yang lima ratusan."

Astaga! Aku boleh ketawa atau tidak, nih, bumi raya? Sumpah, ya... gara-gara Bayu aku jadi teringat lagunya.



Cendol dawet
Cendol dawet seger

Piro?
Lima ngatusan.
Terus,
Nggak pakai ketan.

Ji ro lu pat lima enam pitu wolu.



Kami tertawa bersama, bahkan pejalan kaki yang berlalu lalang di dekat kita, terheran-heran melihatnya.

Kukira Bayu hanyalah lelaki yang suka dengan aliran lagu indie, ternyata juga menyukai lagu dangdut? Tidak pernah kusangka...

Sebetulnya aku bukanlah tipe orang yang menyukai satu aliran lagu. Hanya saja, jika lagunya mudah diterima oleh sang rungu, aku pasti akan menyukai lagu itu.

Ada yang sama sepertiku?

Seusai kami menerima pesanan, lekas terduduk berdampingan. Menikmati sekantong es yang mampu melegakan, di antara terik yang ternaung pepohonan. Sebelumnya Bayu menolak pemberian, katanya tidak enak jika dia ikut merasakan, padahal aku berniat memberi sebagian.

[✔] i. Kediri | JakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang