PROLOG

3.4K 161 11
                                    

Awan hitam pekat menggumpal di langit, pertanda bahwa sebentar lagi ia akan menangis. Rintik hujan mulai terdengar yang awalnya hanya tetesan kecil kini berubah menjadi tetesan besar yang memekakkan telinga. Air hujan membasahi bumi menyisakan aroma khas tanah yang menyatu dengan air hujan.

Seorang gadis tengah berdiri di depan jendela kamarnya dengan secangkir kopi yang masih hangat, matanya memandang lurus ke depan dengan pandangan yang kosong. Ia masih memperhatikan tetesan air hujan yang jatuh ke jendela kamarnya. Tangannya terulur untuk menyentuh air itu, namun terhalang oleh kaca jendela.

Bersamaan dengan air hujan yang jatuh ke bumi, air matanya pun jatuh membasahi pipi mulusnya. Sesekali ia menyekanya dan memegang dadanya yang terasa sesak dan sakit. Seperti, di tusuk oleh ribuan jarum yang tak terlihat.

Kemudian, ia beranjak dan meletakkan kopinya di atas meja belajarnya. Tangannya terulur menyentuh foto yang ada di depannya. Di sana, di dalam foto itu terdapat foto dua orang remaja yang sedang tersenyum bahagia, dengan latar belakang pantai dan sunset yang indah.

Lalu, ia beralih ke sebuah foto yang ada di sebelahnya ia menyentuh foto itu dan mengusapnya dengan sayang. Seolah-olah ia sedang menyentuh seseorang yang ada di dalam foto itu. Di sana, di dalam foto itu terdapat seorang remaja laki-laki yang sedang tersenyum manis ke arah kamera.

Berharap bahwa yang sedang di sentuhnya adalah memang benar seseorang yang ada di dalam foto itu. Bersamaan dengan itu air matanya jatuh dengan derasnya. Berulang kali ia memukul dadanya yang terasa sangat sesak berharap sakitnya akan hilang.

Ia menangis dan terisak, bahunya bergetar hebat. Ia mendekap foto itu dengan erat dan meletakkan di dadanya. Seolah-olah ia sedang mendekap seseorang itu dan tak ingin kehilangannya.

"I'am sorry and i miss you more"

Because of You [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang