My Cincau!

395 73 38
                                    

Hai

Cincau oh cincau

Engkau si item segar

Cincau oh cincau

Jangan sampai kau habis dimakan Emak

#Nyanyi

| My Cincau |

"Ha ha ha, kasihan deh kamu, enggak dapet cincaunya."

Emaknya Anya berdiri di ambang pintu dapur sambil memamerkan plastik putih transparan berisikan cincau hitam membuat Anya ingin menangis. Berani-beraninya emaknya mengejek Anya!

Gadis itu duduk lesehan di lantai dapur sambil memasang wajah cemberut dan menatap cincaunya parau. Kenapa kamu malah sama, Emak, sih, Cau? Kamu enggak mau dimakan sama aku? Kenapa, Cau?! Kenapa Cincau?! KENAPA? batin Anya merasa hatinya teriris-iris.

Anya memegang dada kiri, detak jantungnya tak beraturan, dirinya sulit bernapas, hidungnya kembang-kempis, matanya berkaca-kaca, dengan suara serak dia berkata, "Minta, Mak."

"Ha ha ha!" Emaknya tertawa seperti nenek sihir yang berhasil mengalahkan musuh-musuhnya, suara tawa itu membuat hati Anya tambah teriris-iris. Sudah dipastikan jika emaknya berkata maka Anya pasti akan menangis. "Enak aja! Emak udah susah-susah nyalip demi borong nih cincau, eh kamu malah tinggal minta."

Tuh 'kan! Sekarang Anya resmi dinyatakan sebagai 'pelakor cincau' karena dia jadi yang kedua dan emaknya yang pertama. TIDAK! Apa yang terjadi?! Ini tidak boleh terjadi! Anya tidak ingin jadi pelakor, dan karena Anya malu jadi pelakor cincau pun dia menangis dengan air mata mengucur deras.

Hiks!

Emaknya Anya resmi mendapat gelar 'penggemar cincau teratas,' tapi bagi Anya, emaknya mendapatkan gelar 'emak terjahat'.

Emaknya Anya emang jahat sejahat-jahatnya. Lihatlah! Bukannya menghibur Anya, wanita itu dengan acuh melewati Anya dan membawa cincaunya. Sekarang Anya bangkit berdiri, matanya lurus menatap punggung sang emak.

"EMAK! MINTAAA!"

Walaupun sudah ditolak, Anya tidak perduli yang penting dia akan berusaha untuk mendapatkan cincau walau hanya sepotong. Anya tidak ingin cincaunya dihabiskan oleh emaknya.

Anya mencegat emaknya menuju kulkas dengan cara berdiri di depan dan merentangkan kedua tangan. "Mintalah, pelit kali pun, Emak, ni."

Emaknya tidak menghiraukan dan malah menoyor dahi Anya membuat gadis itu mundur beberapa langkah. "Aw! Cakit, Mak. Cakit," cicit Anya dengan tatapan penuh luka.

"Alah, lebay kamu, gitu aja sakit. Baru juga ditoyor, belum ditimpahin suami udah kesakitan," celetuk emaknya seenak jidat dan tidak memperdulikan ekspresi sang anak yang mematung.

Anya diam seribu bahasa bahkan membiarkan emaknya berjalan melewatinya dan meletakkan plastik berisi cincau itu di kulkas. Ada apa? Kenapa kau membiarkan emakmu mengambil semua cincaunya?! Kenapa Nya?!

Baru juga ditoyor, belum ditimpahin suami udah kesakitan.

Ucapan emaknya yang itu terngiang-ngiang di otak Anya. Gadis itu berpikir keras membuat kerutan di dahi tidak memperdulikan emaknya yang kini sudah berlalu pergi dari dapur.

Kapan Sah? [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang