Hai
Hari senin adalah hari yang sangat indah
Karena kita akan dijadikan ikan asin
Walaupun sehat
Banyak burid-burid yang mengeluh panas.
| Upacara Enggak? |
"Seluruhnya! Hormaaaat ... grak!"
Pagi ini semua warga sekolah SMA Misqueen berkumpul di lapangan untuk melaksanakan upacara di hari senin. Setelah komando dari pemimpin upacara terdengar dengan lantang, semua warga sekolah hormat ke arah guru di depan lapangan itu.
Setelah beberapa menit melakukan upacara dengan cuaca yang lumayan tidak mendukung alias panas itu akhirnya guru pembimbing memberikan wejangan kepada murid-muridnya sekalian.
Siswa maupun siswi tegang seketika saat mata kepala sekolah itu menatap tajam mulai dari ujung kanan hingga ujung kiri. Dirasa tidak ada yang bergerak, Pak Sudirman bersiap memberikan wejangan.
"Assalamualaikum," ucap Pak Sudir dengan suara lewat mic yang langsung dijawab serempak oleh warga sekolah. "Pertama-tama, saya ucapakan kepada Yang Maha Esa karena pada pagi hari ini kita masih diberi kesempatan untuk berkumpul di sini."
Anya yang berada di barisan tengah kelas IPS 1 dengan sahabatnya yang berada di samping kanan itu sudah memasang wajah bosan.
Mayang Juita atau disapa Maya yang merupakan sahabat Anya plus pencatat nama-nama pacar Anya itu melirik-lirik Anya.
"Sst! Anya!" bisik Maya pada Anya sambil menatap Pak Sudir yang mengoceh di sana. Karena tidak mendapati respon dari Anya, Maya langsung menoel lengan Anya. "Ssst! Anya."
Merasa lengannya ditoel, Anya langsung mengalihkan pandangan dari Pak Sudir ke Maya. Dahi Anya berkerut. "Paan?" tanyanya, kemudian kembali menatap Pak Sudir.
Kalau Pak Sudir sempat memergoki mereka sedang berbicara secara bisik-bisik, maka Anya dan Maya pasti dihukum hormat bendera ketika upacara selesai.
"Pingsan yok, Nya," ajak Maya dengan menatap ke Anya sekilas. Wajah Maya sudah basah karena keringat dan badannya juga terasa panas karena sinar matahari pagi cukup terik.
Anya menoleh ke Maya, lalu balas berbisik, "Ha? Masa' mau pingsan bilang-bilang dulu? Pingsan, ya, tinggal pingsan."
"Ck! Maksudnya pura-pura pingsan, Nya," kata Maya sambil mencebikkan lidahnya dengan kesal.
"Pura-pura? Bukannya pura-pura berarti enggak beneran?" Kedua alis Anya terangkat.
Maya memutar bola mata. "Anya-Anya. Aku tahulah kalau kau suka peliharaan, tapi begonya juga enggak usah dipelihara." Gadis berambut bob itu mengatupkan gigi sangking kesalnya pada Anya.
"Hmm, bego itu hewan jenis apa? Hewan pengeluaran terbaru, ya? Di mana hewannya? Maya, kamu serius? Hewannya lucu enggak?" kata Anya berbinar membuat suaranya otomatis terdengar oleh semua warga sekolah.
Maya menepuk dahi. "Bego bener," gumamnya, "pasti kita bakal dihukum nih."
Anya yang ditatap banyak pasang mata pun menyatukan kedua telapak tangan, badannya membungkuk untuk meminta maaf pada semua warga sekolah. "Maaf, sok atuh dilanjut," kata Anya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapan Sah? [ END ]
Teen Fiction(Proses Revisi) Genre : romance - comedy FOLLOW SEBELUM BACA :V Blurb: Ini hanyalah sebuah fiksi remaja yang disajikan dengan berbagai bumbu cerita. Ada canda dan ada sedikit duka. Ada keunikan dan dilema. Apalagi kisah si polos yang mencoba berba...