~❤~
Hai😂 yang vote dan komen di bab sebelumnya, terima kasih, ditunggu vote dan komennya lagi, ya😁 aku jadi semangat, xixi.
Yaudahlah, happy reading❤
| Jadi, Ngungkapin? |
Istirahat telah tiba. Kantin di SMA Misqueen penuh. Di salah satu kantin, tepatnya kantin Bi Leha, di sudut ruangan terdapat meja dan diisi oleh Ujang, Bagas, Bondan, Adip, Rendi, dan Erik.
Bagas, Rendi, Erik, Bondan, dan Adip bertukar canda lalu tertawa. Ujang hanya menatap lesu teman-temannya. Ujang benar-benar belum move-on, dia sangat galau. Sejak tadi tidak ada yang menyadari bahwa Ujang sedang patah hati.
P a t a h h a t i .
Oke, berlebihan memang, tapi, ya, Ujang memang sangat sensitive bila menyangkut tentang hati.
Tega sekali Anya memutuskan dirinya padahal hanya karena bertengkar dengan Rini. Hanya bertengkar tidak berpacaran.
Apakah salah dan dosanya? Perasaan selama ini Ujang menahan diri tidak melakukan kesalahan apa pun. Namun, kalau tadi Rini tidak mengajaknya bertengkar, pastilah hubungan Ujang dan Anya akan baik-baik saja.
Lalu, apakah Rini penyebab putusnya Ujang dan Anya? Yah! Rini penyebabnya dan harus diberi pelajaran. Mata Ujang menatap penuh kebencian pada Rini di sebrang sana yang tertawa bersama Loli, Udin, dan Maya.
"Jang? Tumben lo merhatiin Rini? Lo mulai naksir, ya? Anya dikemanain?" Bagas menyeletuk sambil menepuk pundak kiri Ujang membuat cowok itu menoleh dengan tatapan tajam.
"Gue sama Anya udah putus," jawab Ujang lalu mulai memasukkan sesendok cilok ke mulutnya dengan kasar.
Bagas, Bondan, Erik, Rendi, dan Adip ber'oh ria membuat Ujang sangat kesal. Tidak adakah salah satu teman-temannya menanyakan bagaimana perasaan Ujang? Atau menghiburnya begitu?
"Enggak guna emang kalian!" kata Ujang emosi dia menatap benci ke arah Rini lalu menatap malas teman-temannya. Bagas, Rendi, Erik, Bondan, dan Adip bingung, mereka salah apa?
"Lo kenapa, sih, Jang? Dateng bulan lo?" tanya Bondan asal.
"Enggak!" jawab Ujang. "Gue cuma males aja sama kalian."
"Emangnya kita salah apa?" tanya Rendi dengan mengernyitkan dahi. Dia memasukkan sesendok cilok ke mulut.
Ujang tidak menjawabnya. Dia malah mengeluarkan baju dan membuka kancing bagian atas kemeja kemudian melinting lengan panjang kemeja sampai ke siku. Mengacak-acak rambut dengan tangan kanan menampilkan kesan badboy yang kentara.
Selama pacaran dengan Anya, Ujang berpenampilan rapih dan sopan karena dia ingin Anya betah pacaran dengannya. Namun, sekarang tidak ada lagi tujuan Ujang berpenampilan rapih. Toh dari masuk SMA dia memang badboy.
"Lo patah hati gara-gara diputusin Anya?" tanya Adip tanpa ada embel-embel 'kak' walaupun Ujang itu kakak kelasnya.
Ujang menoleh ke Adip sekilas lalu menjawab dengan anggukan. Adip tersenyum miris. "Gue juga ngerasain kok."
"Dan gue putus sama Anya itu gara-gara Codet!" kata Ujang nyolot sambil menatap Rini. Untung jarak Rini sangat jauh kalau dekat sudah dipastikan kantin akan ribut.
Adip, Bagas, Rendi, Erik, dan Bondan memusatkan pandangan ke tengah kantin dan mendapati Rini di sana. Mereka tahu, ternyata Ujang sejak tadi menatap Rini bukan karena suka melainkan marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapan Sah? [ END ]
Teen Fiction(Proses Revisi) Genre : romance - comedy FOLLOW SEBELUM BACA :V Blurb: Ini hanyalah sebuah fiksi remaja yang disajikan dengan berbagai bumbu cerita. Ada canda dan ada sedikit duka. Ada keunikan dan dilema. Apalagi kisah si polos yang mencoba berba...