Hai!
Ampun Mak Jago
Sorry Mak Jago
Emak Jago emang penguasa jalanan
Emak Jago, jago, jago, jago
HIDUP MAK JAGO!
| Telat? |
"Anya, kalau nonton Ninja Still jangan kemaleman, ya, inget. Besok sekolah."
"Iya, Mak, tenang aja."
Malam-malam begini, nonton acara film ninja still di channel RTV sambil ngemil jajan cinta emanglah mantap. Apalagi episodenya seru ditambah enggak ada yang ganggu dan ada minuman cincau. Emaknya Anya geleng-geleng melihat sang anak duduk manis di depan televisi dengan serius.
Rencananya Sarminah hendak nonton opera van java di channel trans7, tapi karena sudah keduluan, Sarminah pun mengurungkan niatnya dan kembali masuk kamar untuk tidur.
Abangnya Anya keluar dari kamar sambil guyar-guyar rambut yang baru diberi minyak rambut gatsby itu dan berjalan sambil bersiul-siul sok ganteng. Papan sebenarnya mau mencuri perhatian sang adik dan sekalian pamer parfume baru, tapi gagal karena Anya tidak mengalihkan pandangan dari layar televisi sambil makan jajan membuat Papan mendengkus.
"Anyaaa," panggil Papan yang berdiri di belakang Anya.
"Hmm," jawab Anya tanpa menoleh sedikit pun, tetapi Papan tidak menyerah untuk mencuri perhatian adiknya.
"Adek Anya?"
"Apaan, sih, Bang? Aku tahulah, Abang, tuh baru beli parfume. Wanginya bikin mual, mending Abang, pergi aja dah, enggak usah ganggu Anya lagi nonton, ya," gerutu Anya masih tidak mau mengalihkan pandangan. Gadis itu sudah tahu ternyata.
"Hmmmm, makasih atas pujiannya lho, ohya, biasanya cewe-cewe seusia kau itu marathon drakor bukannya nonton ultramen," cibir Papan membuat Anya menoleh.
"Ini ninja still, yalow! Bukan ultramen. Ultramen tuh kostumnya terlalu ketat, jadi jiplak tititnya."
Papan menatap datar. "Titit apaan dah?" tanya Papan esmosi.
Anya mengalihkan pandangan ke layar televisi lagi. "Ck! Masa' enggak tahu? Kan, Abang, punya."
"Ah, kau! Ck! Iya-iya abang paham." Papan memilih tidak berdebat dengan sang adik karena suara klakson motor di depan rumah sudah mendemo. "Anya! Abang nge-date bareng pacar dulu, ya," pamitnya sebelum benar-benar keluar dari rumah.
"Iya," jawab Anya dengan suara agak tinggi. "Hah? Abang isded?" Anya mengernyitkan dahi saat dia tadi tidak mendengar jelas perkataan abangnya, dia ingin keluar dan bertanya lagi, tapi ... ya bodolah.
Papan berjalan dengan penampilan serba hitam, mulai dari atas hingga bawah menghampiri seorang wanita cantik di atas motor vespa berwarna marah jambu pudar itu.
"Yang, kamu 'kan udah item kok pake yang item-item lagi? Nanti kalau kamu senyum cuma giginya yang keliatan," cibir sang wanita dengan wajah datar. Melyin namanya. Cewek anti-maestrim yang suka nonton film barat di bioskop dan jago beberapa jenis bela diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapan Sah? [ END ]
Teen Fiction(Proses Revisi) Genre : romance - comedy FOLLOW SEBELUM BACA :V Blurb: Ini hanyalah sebuah fiksi remaja yang disajikan dengan berbagai bumbu cerita. Ada canda dan ada sedikit duka. Ada keunikan dan dilema. Apalagi kisah si polos yang mencoba berba...