HAPPY ENDING!

252 34 25
                                    

~❤~

Hai😂 yang vote dan komen di bab sebelumnya, terima kasih, ditunggu vote dan komennya lagi, ya😁 aku jadi semangat, xixi.

Yaudahlah, happy reading❤  

| HAPPY ENDING |

"Mas Briyan, 'kan sebenarnya cuma nurut aja buat menyetujui perjodohan ini, terus, Mas, enggak punya calon sendiri apa?"

Briyan menoleh sekilas lalu tersenyum simpul. "Punya."

Percakapan antara Briyan dan Anya waktu itu terngiang-ngiang di otak Anya yang sedang mencuci piring. Dia terus menatap kosong ke depan dan terus menggosok piring dengan spon.

Momen-momen kebersamaannya dengan Briyan terus terlintas di otaknya bagaikan pisau tajam yang terus menggores hatinya.

"Dan calon itu kamu Hanyalita Dwi Karina Alpa. Awalnya aku memang tidak memiliki calon siapa pun karena sibuk kerja. Namun, setelah mama menjodohkan aku denganmu, aku jadi menemukan siapa calon pendampingku."

Bahkan, suara Briyan masih diingat olehnya. Jujur saja, Anya rindu sosok itu. Dia rindu suaranya, dia rindu bau harum tubuhnya, dia rindu ucapan manisnya, dia rindu saat dekat dengan Briyan. Saat Briyan menggenggam tangannya lalu mengecupnya.

"Jadilah pendampingku Anya. Temani aku sampai ke surga, bersama-sama kita membangun keluarga kecil kita." Briyan meraih tangan kanan Anya lalu mengecupnya.

Lagi-lagi kata-kata Briyan melintas di otaknya seakan memaksa Anya untuk terus mengingat pria itu. Apakah Briyan sudah pulang?

Anya langsung menghentikan aktivitasnya lalu mengamati cincin yang masih ia kenakan. Dia segera menyelesaikan cucian lalu membasuh tangan dan berjalan cepat ke kamar.

***

Seorang pria dengan wajah blasteran Arap itu baru saja sampai di Indonesia dua hari lalu, dia tak dapat menghentikan senyum saat mendapat kabar bahwa sang pujaan merindukannya.

Briyan pikir, Anya akan melupakannya atau bahkan sudah memiliki pasangan, nyatanya gadis itu bahkan menunggunya.

Briyan mengamati foto Anya--di album handphone-nya--yang sedang tersenyum pada anak-anak balita di depannya. Briyan terus melangkah ke sebuah rumah besar yang di mana di dalamnya terdapat sang pujaan.

Anya memang bekerja sebagai babysister di rumah ini. Briyan tahu dari Papan--abangnya Anya--saat dia di London. Yah, Papan memang selalu mengabari kegiatan apa pun yang dilakukan Anya pada Briyan tanpa sepengetahuan Anya.

Seseorang perempuan yang mengenakan baju ala-ala babysister menghampirinya dengan senyum mengembang.

"Gimana pengalaman jadi babysister, Dek?" tanya Briyan agak menyindir perempuan di depannya yang bernama Naraya Arsy.

Nara memutar bola mata. "Gila! Baby-baby-nya nakal banget, argh! Serius deh, ya, anak-anak di London sama di Indonesia itu beda jauh. Abang, juga bakal ngerasain kalau udah punya anak," kata Nara dengan hebohnya.

Nara memang ikut sang kakak pulang ke Indonesia dan dia ditugaskan untuk mengawasi Anya yang sedang bekerja, makannya dia ikut bekerja sebagai babysister juga.

Kapan Sah? [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang