Surat Pengunduran Diri

183 39 19
                                    

Hai

Cinta itu tak cukup satu, kata Anya.

Pacaran itu enggak harus setia, kata Anya.

Selingkuh itu adalah hak semua remaja, kata Anya.

Kalau nikah baru ditunda karena takut hamil

Terserah Anya.

| Surat Pengunduran Diri |

Teng! Teng! Teng!

Suara lonceng istirahat berbunyi membuat semua murid-murid SMA Misqueen itu bersorak gembira. Kelas IPS 1 paling sibuk hanya karena ingin cepat-cepat pergi ke kantin.

Pak Sudir memukul meja menggunakan buku paket super tebal membuat semua anak-anak kelas itu terdiam dan menoleh ke Pak Sudir.

"SIAPA YANG NYURUH KALIAN ISTIRAHAT?" Itu suara Pak Sudir yang sedang menjelma jadi toa.

"Kan, udah lonceng, Pak." Rini kebingungan. Bibirnya mengerucut.

"Kalo lonceng udah bunyi pertanda istirahat sudah dimulai," kata Ujang.

Semua murid mengangguk dengan kompak, mereka tidak ingin keluar kelas lama-lama karena takut cilok Mang Toto habis diserbu anak-anak kelas lain.

"Iya bener, tapi itu untuk kelas-kelas lain, kalau kelas ini belum," jawab Pak Sudir dengan menatap judes murid-muridnya.

Anya yang tidak ingin kehabisan cilok Mang Toto pun mengangkat tangan kanan untuk memprotes. "Pak! Pak!"

"Apa?!"

"Kenapa kita enggak istrirahat, Pak?" tanya Anya.

"Istirahat, Anya, bukan istrirahat," koreksi Maya dengan wajah datar.

"Iya, itu maksudnya."

Pak Sudir melipat tangan di depan dada. "Kalian ingin cepat istirahat?"

Semua murid mengangguk.

"Tapi saya tidak jadi mengambil cuti," kata Pak Sudir membuat semua murid-muridnya memberikan tatapan kaget.

"Eh? Jangan dong, Pak. Iya-iya, kami enggak cepet-cepet istirahat kok," kata Anya yang diangguki teman-temannya. Mereka lebih baik tidak istirahat hari ini daripada harus bertemu Pak Sudir setiap hari.

Pak Sudir tersenyum. "Nah, maka dari itu. Hari ini kalian tidak istirahat dan karena saya cutinya sebulan, saya akan memberikan bonus belajar sampai lonceng pertanda masuk berbunyi."

"Yaaaaah, tapi, Pak," protes murid-muridnya dengan wajah lesu.

"Tidak ada tapi-tapian. Titik!" tekan Pak Sudir membuat mereka mendesah kecewa. "Baiklah, kita lanjutkan materi tadi."

***

4 menit lagi bel masuk berbunyi untuk itu anak kelas IPS 1 memilih di dalam kelas saja menunggu pelajaran selanjutnya daripada ke kantin.

Kapan Sah? [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang