Kebegoan Anya yang Hqq

133 27 15
                                    

~❤~

Hai😂 yang vote dan komen kemarin, terima kasih, ditunggu vote dan komennya lagi, ya😁 aku jadi semangat, xixi.

Yaudahlah, happy reading❤ 

| Kebegoan Anya yang Haqq |

Anya pulang bersama Asep naik sepeda setelah menguras habis uang Asep di restoran mini Mba Junjun. Jam menunjukkan pukul 21.30 dan hari semakin larut.

Setelah berada di depan teras rumah, mereka berhenti. Anya turun dari sepeda sambil tersenyum menatap Asep begitupun dengan Asep. "Makasih, ya, Sep. Kamu baik," kata Anya.

"Ah, enggak usah ngucap makasih segala atuh, kamu 'kan pacar aku," jawab Asep.

Anya menggaruk leher belakang karena merasa sesuatu hal buruk akan terjadi. Gadis itu mengangguk sekilas lalu menoleh ke belakang. Asep yang bingung dengan gelagat aneh sang pacar pun menoleh ke belakang Anya.

"Kenapa baru pulang? Udah jam berapa ini? Kamu sama siapa lagi? Bukannya nge-date sama Briyan malah sama dia. Kamu ini gimana, sih? Pulang gini naik sepeda, tapi tadi berangkatnya naik moge. Pacar kamu bangkrut mendadak, hmm?" omel Sarminah yang membuat Asep dan Anya kaget.

Anya memandang Asep dengan perasaan malu. Asep jadi merasa bersalah pada Anya karena sampai larut malam baru pulang dan Asep belum minta izin dengan emaknya Anya.

"Kamu pacar Anya 'kan?" tanya Sarminah sambil menatap galak Asep. Cowok itu hanya bisa mengangguk. "Oh, kalo gitu untuk hari ini dan selamanya kalian putus!"

Anya dan Asep langsung menatap Sarminah dengan protes. Asep yang protes karena baru pertama kali bertemu dan nge-date sudah langsung disuruh pisah dan Anya yang protes karena pacarnya berkurang dan pernikahan Anya dengan Briyan akan semakin cepat.

"Sana! Kamu pulang! Kamu tidak saya restuin! Sana! Sana!" usir Sarminah kepada Asep sambil menarik tangan Anya untuk masuk.

Kretak!

Hati Asep patah! Sakit! Asep yang tersakiti hanya bisa menatap punggung Anya dan Sarminah itu. Anya menoleh ke belakang lalu menatap tidak enak pada Asep karena sudah menghabiskan uang cowok itu malah mereka sekarang putus.

Setelah Sarminah dan Anya masuk ke rumah Asep mulai mengkayuh sepeda dengan perasaan sakit yang tak berdarah ini. Hiks, kenapa emaknya Anya jahat sekali? Apalagi uang 100 ribu miliknya habis dibuat Anya. Huaaa, rugi besar Asep Purnomo!

Sabar, ya, Sep. Anggap aja sedekah sama pac--eh mantan.

***

Pagi telah tiba, waktunya manusia sibuk tiba, waktunya ayam berkokok tiba. Yap! Si jago merah sudah siap hendak mengeluarkan suara emasnya. Dia sudah mengepakkan sayap hendak bersiap berkokok, dan sudah membusungkan dada gagah.

Si jago merah menarik napas dalam-dalam dan ....

Kukuruyuuuuuu--ohok-ohok-ohok! Sialnya ada lalat masuk ke keronkongan si jago membuat suara emasnya terpotong. Si pemilik ayam jago pun berlari dengan tergesa-gesa.

"Owalah, astagfirullah. Jimpot, Jimpot. Makannya kalo mangap jangan lebar-lebar. Keselek 'kan?!" omel gadis si pemilik ayam yang bernama Anya.

Anya dengan seragam sekolah lengkap dan sudah mengenakan sepatu itu masih menyempatkan diri menghampiri ayam kesayangannya padahal ayam itu milik tetangga sebelah yang dia adopsi.

Kapan Sah? [ END ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang