BAB 5

50.2K 4.6K 36
                                    

KENANGA

"Kamu nggak usah terlalu memikirkan kata-kata Mama, Na."

Kupikir Mas Risyad yang merebah di sebelahku sudah terlelap. Ternyata belum, bahkan dia tahu aku resah dengan pernyataan Mama tadi. Mama tadi memintaku dan Mas Risyad mengusahakan punya anak. Usaha itu sudah diawali dengan aku disuruh menabung asam folat dalam susu pra-hamil. Aku tidak pernah menolak keinginan Mama, jadi aku meminumnya. 

"Ya, Mas" gumamku.

Aku sudah berusaha mengenyahkan pikiran itu tapi masih saja belum berhasil. Alhasil mataku masih menyalang sempurna.

"Na."

Tubuhku menegang saat Mas Risyad memanggilku dengan suara parau.

"Ya Mas?"

"Kamu akan sulit tidur kalau terus memikirkannya. Lupakan dan pejamkan matamu. Kalau masih sulit, itu mungkin karena posisi tidurmu miring sana terus. Sesekali berbaliklah, nggak apa. Aku nggak akan menggigitmu."

Aku memang pegal harus miring kanan terus, tapi bukan itu yang membuatku susah tidur. Untuk membuat Mas Risyad tenang, akupun merubah posisi tidurku. Saat aku berbalik, aku mendapati wajahnya. Posisi tidur kami jadi berhadapan.

"Marc Jacobs Daisy So Fresh. Kamu masih suka menggunakannya?"

Dia menanyakan parfum yang kugunakan? 

"Iya."

Dia membuka matanya perlahan dan tatapan kami bertemu dalam jarak yang dekat.

"Cocok denganmu."

Aku merasa kikuk melihatnya tersenyum kecil. Setelahnya dia kembali menutup mata dan helaan nafasnya teratur.

RISYAD

Tubuhnya menguarkan parfum yang biasa digunakannya. Kurasa itu sisa-sisa parfum dan masih melekat di tubuhnya. Rambutnya beraroma vanila seperti biasanya. Itu karena dia mencuci rambut sebelum tidur tadi. Aku terbiasa dengan aroma yang keluar ketika Kenanga berada di sekitarku. Dari dulu aromanya tak pernah berubah, sungguh konservatif.

Wanita beraroma bunga itu tampak gelisah. Punggungnya berkali-kali bergerak tak nyaman, sesekali aku mendengar helaan nafas kecilnya. 

"Na, kamu sulit tidur?"

Dia sedikit menelengkan kepalanya dan mengangguk.

"Kamu nggak usah terlalu memikirkan kata-kata Mama, Na."

Dia diam saja. Tanpa dijawab pun aku tahu dia kesulitan untuk tak memikirkan kata-kata Mama tadi. Dia sangat penurut, jelaslah permintaan Mama mengenai anak akan sangat menekannya.

"Kamu akan sulit tidur kalau terus memikirkannya. Lupakan dan pejamkan matamu. Kalau masih sulit, itu mungkin karena posisi tidurmu miring sana terus. Sesekali berbaliklah, nggak apa. Aku nggak akan menggigitmu."

Aku terpaksa mengeluarkan jokes seperti itu kepadanya. Kasihan juga melihatnya seperti itu. Diapun berbalik dan mengikis jarak di antara kami. Untuk beberapa saat aku bertahan memejamkan mata. Tapi rasa penasaranku membuatku membuka mata untuk menatap matanya. 

"Marc Jacobs Daisy So Fresh. Kamu masih suka menggunakannya?"

Aku tidak ingin pikirkanku kemana-mana jadilah aku membicarakan apapun yang lewat dipikiranku. Kabar baiknya, ini soal parfum. Berduaan dengan Kenanga di atas tempat tidur, meskipun sudah sering kami lakukan dan tidak terjadi apapun, tetap saja masih ada rasa canggung. Aku bahkan khawatir hal ini bisa mendatangkan petaka. Aku laki-laki normal dan kejadian seperti itu cukup terjadi sekali saja diantara kami. Tak akan aku mengulanginya.

Pemilik HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang