"Apa kita jadi minum-minum malam ini?"
Pertanyaan itu mencuri perhatian Seungcheol dari layar ponselnya. Didapatinya wajah Kim Mingyu berhiaskan senyum. Saat itu meeting baru saja berakhir, dan para karyawan telah beranjak kembali menuju ruangan mereka masing-masing, menyisakan Seungcheol dengan sahabat lamanya di sana.
"Ya. Ajak Eunjung juga," balas Seungcheol sambil bangkit berdiri dari kursinya.
"Oke. Jam 8 malam ini, ya. Oh iya, apa tidak sebaiknya kita juga mengajak Jeonghan?"
Mendengar nama itu disebut, Seungcheol spontan mengernyit. "Jeonghan? Untuk apa mengajaknya?"
"Yah...siapa tahu kau tidak bisa lepas darinya barang sedetik pun. Kalian kan pengantin baru."
Cukup lama usul itu membungkam Seungcheol. Sampai pada akhirnya dia memberikan sebuah gelengan kecil. "Tidak usah. Kita kan biasa minum bertiga. Dia orang luar."
Mingyu lagi-lagi tersenyum, kali ini dengan raut wajah tergelitik. "Hei, jangan begitu pada suamimu sendiri."
"Jika mabuk, dia akan sulit diatur. Lebih baik tidak mengajaknya," ujar Seungcheol menjelaskan.
"Hm...baiklah kalau begitu."
Sesudah membereskan berkas-berkas rapat, mereka berdua bergegas keluar ruangan. Tepat pada saat menutup pintu, Eunjung berjalan mendatangi mereka.
"Seungcheol, kau ditunggu Direktur Kim di ruanganmu sekarang."
"Oh, baiklah. Kalau begitu sampai jumpa nanti pukul delapan ya," Seungcheol melirik kedua orang di dekatnya, lalu melangkah pergi lebih dulu menuju lift.
"Jam 8? Ada apa jam 8 nanti?" gumam Eunjung kebingungan.
"Jam 8 malam ini aku dan Seungcheol berencana pergi ke bar biasa. Kau mau ikut?"
"Benarkah? Tentu saja aku mau ikut!" Eunjung mengangguk dengan semangat. "Sudah lama ya kita tidak pergi bertiga."
"Ya, dulu saat masih kuliah kita sering pergi bertiga," tutur Mingyu seraya mengenang masa lalu. "Dan kau dulu masih berpacaran dengan Seungcheol."
Ucapan itu membuat Eunjung tertawa dengan wajah merona, "Itu sudah lama sekali, sudah masa lalu. Jangan diingatkan."
Mingyu terkekeh. "Benarkah hanya masa lalu?"
"Kau bilang apa barusan?" Eunjung mencondongkan tubuhnya karena tidak mendengar jelas ucapan pelan itu.
Sayang, Mingyu tidak mengulangnya dan segera menggeleng. "Ah, tidak...lebih baik kita kembali ke ruangan sekarang. Ayo."
Sebelum Eunjung mampu bertanya lebih lanjut, Mingyu sudah lebih dulu mendorongnya menuju lift, mengubur kembali topik itu hingga terlupakan.
------------------
"Kak, bagaimana sih rasanya menikah?"
Pertanyaan itu cukup efektif menghentikan gerak tangan Jeonghan yang sedang mengocok telur di dapur rumahnya. Dia memperbaiki posisi earphone di telinganya dan membalas pertanyaan sang sahabat, Seokmin. "Kenapa mendadak kau bertanya seperti itu?"
Terdengar suara terkekeh dari seberang sana. "Aku penasaran seperti apa kehidupan pernikahan. Sebentar lagi aku juga akan menikah, jadi belakangan aku banyak memikirkannya."
Jeonghan berpikir sejenak sebelum kembali mengocok telurnya. "Biasa saja..."
"Benarkah? Tapi pasti ada yang berbeda dari masa lajangmu, kan?"
"Kenapa kau begitu penasaran? Jalani saja sendiri nanti."
"Ayolah, ceritakan! Hitung-hitung berbagi pengalaman denganku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Long Time Admirer
RomanceKekalahan dalam persaingan bisnis membuat Yoon Jeonghan harus menikahi Choi Seungcheol, pria yang sepuluh tahun lalu pernah menyatakan cinta padanya, yang juga ditolaknya dengan keji. Dendam yang lama bersarang dalam hati Seungcheol menjadikan perni...