Bab 26: The Broken Secret

4.6K 439 96
                                    

"Pagi, Jeonghan."

Ucapan itu yang pertama kali didengar Jeonghan ketika terjaga di pagi hari. Dari balik pandangan samarnya, didapatinya seseorang sedang menatapnya lekat. Wajah familiar itu menyuguhkannya seulas senyum manis. Seiring pandangannya beranjak jernih, dia mengerjap beberapa kali dengan dahi berkerut dan memandang Seungcheol yang duduk di sisinya. Pria itu sudah tampil rapi dalam busana formal.

"Kau sedang apa...?" tanya Jeonghan diiringi suara seraknya.

"Menunggumu bangun. Karena kau sudah bangun, aku akan berangkat kerja sekarang."

Menyadari hari sudah pagi, Jeonghan berusaha melirik jam dinding kamar dengan pandangan kabur. "Ini jam berapa?"

"Jam 8."

Info itu membuat Jeonghan segera melompat bangun. "Jam 8? Kenapa tidak membangunkanku?!"

Namun tubuhnya perlahan didorong kembali untuk berbaring. "Sudah, kau istirahat saja hari ini. Semalam kita baru tidur lewat tengah malam. Lagipula...tubuhmu pasti masih sakit kan?"

Setelah mendengar pernyataan itu, Jeonghan baru rasakan nyeri dan pegal di bagian bawah tubuhnya. Dia hampir lupa akan apa yang mereka lakukan semalam. Wajahnya sontak memerah, dan dia segera beringsut mundur seraya menarik selimut untuk menutupi tubuh telanjangnya.

Menyaksikan hal itu, Seungcheol tersenyum heran. "Kenapa? Kau malu? Aku sudah melihat seluruh sudut tubuhmu dengan jelas. Apalagi yang ingin kau sembunyikan?"

Jeonghan langsung menatap Seungcheol galak. "Sana cepat pergi!"

Namun pria di dekatnya tidak kunjung bergerak. Dia malah bertanya, "Mana?"

Jeonghan tertegun bingung. "Apa?"

"Ciuman selamat bekerjanya. Aku sengaja menunggumu bangun untuk itu."

Menyadari pria itu menggodanya, Jeonghan berdecak kesal dan memukulnya dengan bantal. "Kau---cepat pergi!"

Seungcheol tertawa lagi. Dia kali ini berbisik berat, "Kau semangat sekali. Bagaimana kalau satu ronde lagi sebelum aku pergi?"

Rona merah di pipi Jeonghan semakin saja merambat mendengarnya.

"Tadi saat tidur kau tampak sangat manis. Kau juga tadi sempat mengigau, 'Seungcheol, jangan...Seungcheol, di situ nikmat...'"

Merasakan hawa bahaya mengancamnya, Seungcheol buru-buru bangkit berdiri sambil tertawa. "Baiklah, baiklah aku pergi. Sampai bertemu nanti malam."

Setelah kepergian Seungcheol, Jeonghan menghela nafas panjang. Dia melirik ke sekeliling kamar itu, dan rasa malu menguasainya tanpa terkendali. Melihat penampakan ranjang yang berantakan mengingatkannya akan apa yang terjadi semalam. Mereka bercinta hingga tengah malam, hingga Jeonghan tak lagi menyimpan sisa energi sedikitpun dan tertidur lelap. Dia juga teringat bagaimana tadi malam Seungcheol memperlakukannya dengan amat lembut, dan dia menikmatinya. Kenyataan itu membuatnya merasa tak tahan dan mendorongnya mengubur diri ke dalam selimut.

Ah...dia pasti sudah gila karena bercinta dengan Choi Seungcheol!

===========

Sebagai seseorang yang disiplin akan waktu, Seungcheol selalu tiba di kantornya tepat waktu. Namun hari itu dia tetap kalah cepat dengan Jihoon, sepupunya yang telah menunggu di dalam ruangan ketika dia tiba.

"Sudah kutemukan buktinya. Ini." Tanpa berbasa-basi, Jihoon menyerahkan sebuah amplop cokelat kepada Seungcheol.

Seungcheol membuka isi amplop itu dan memeriksanya sejenak. Kemudian wajahnya berseri dan dipandangnya Jihoon dengan penuh kekaguman. "Hebat. Kau mendapatnya dari siapa?"

My Long Time AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang