"Bekerjalah di kantorku."
Jeonghan mematung. Tidak pernah menduga pria itu akan menawarkannya pekerjaan. Dia sempat pasrah jika Seungcheol benar-benar akan menjadikannya seorang pengangguran. Tapi ternyata...
"Di kantormu?" dia memastikan.
Seungcheol mengangguk. "Ya. Jika kau benar-benar ingin bekerja, maka bekerjalah di kantorku."
"Jangan bercanda. Untuk apa aku bekerja di kantormu?"
"Kenapa tidak? Toh meskipun kau ingin bekerja di perusahaan keluargamu lagi, tidak akan bisa tanpa seizinku."
Jeonghan seketika menyerang Seungcheol dengan pandangan menusuk. "Hei, kau tidak bisa seenaknya!"
"Kau pikir kenapa ayahmu mempercayakan kantor itu padaku? Karena dia tidak percaya kau bisa memimpinnya dengan baik seorang diri."
Ingin sekali Jeonghan menyekik pria itu karena telah meremehkan dirinya. Namun Choi Seungcheol tampaknya tidak merasa bersalah sama sekali dan hanya tersenyum. "Kutunggu jawabanmu."
"Kalau aku menolak?" Jeonghan menantang.
Dan Seungcheol menarik salah satu sudut bibirnya.
"...maka selamat menjadi seorang pengangguran."
---------------------------
"Choi Seungcheol sialan!"
Amarah Jeonghan akhirnya terlampiaskan. Pada Wonwoo. Dia menelepon sepupunya itu dan terus mengomel di lobby hotel sambil menanti Seungcheol yang sedang mengambil mobil di parkiran.
"Dia pikir dia siapa?! Meskipun Ayah sudah menyerahkan jabatan komisaris padanya, tapi dia tidak bisa seenaknya mengatur hidupku seperti itu!" oceh Jeonghan tanpa henti.
Lama-kelamaan, Jeonghan merasa janggal karena tidak kunjung mendengar balasan dari lawan bicaranya. "Wonwoo? Kau dengar aku, kan?"
"Iya Kak, aku dengar..."
"Coba kau pikir, siapa yang akan menggantikan posisiku sebagai direktur marketing di kantor kita jika mendadak begini?" lanjut Jeonghan menumpahkan kekesalannya.
"Kak, sejujurnya..." Sempat terjadi keheningan sebelum Wonwoo melanjutkan, "Aku yang ditunjuk untuk menggantikanmu."
Jeonghan mendelik. "Apa??"
"Kemarin diadakan rapat dengan para petinggi perusahaan, dan mereka bilang kau akan segera ditransfer ke divisi marketing Scoups Co. Aku dijadikan kandidat untuk menggantikan posisimu."
Jeonghan mematung. Bibirnya menganga lebar. "Kau...serius?"
"Awalnya aku tidak mau, tapi Paman membujukku untuk menerimanya. Sepertinya aku tidak punya pilihan lain."
Merasa posisinya semakin terancam, Jeonghan beranjak panik. "Tapi...tapi tidak segampang itu memutuskan semuanya tanpa persetujuanku, bukan?"
Terdengar hela nafas dari seberang sana. "Selama suamimu masih menjadi pemegang saham terbesar di perusahaan kita, semua bisa terjadi atas kehendaknya."
Rasanya Jeonghan ingin sekali mengutuk Choi Seungcheol, biang keladi dari semua masalah hidupnya itu. Mengapa pria itu tidak bisa membiarkannya hidup tenang?
"Sudah, kau jangan stres. Ikuti saja kemauannya. Lagipula tidak ada salahnya kan bekerja di kantor itu? Scoups Co. adalah perusahaan besar," tutur Wonwoo menenangkan.
Belum sempat Jeonghan membalas, tiba-tiba bunyi klakson mobil mencuri perhatiannya. Begitu berbalik, pandangannya menangkap keberadaan Seungcheol yang sedang mengendarai sebuah Mansory Ferrari merah. Sang pengemudi menyembulkan kepala dari balik jendela dan melempar senyum menawannya pada Jeonghan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Long Time Admirer
RomanceKekalahan dalam persaingan bisnis membuat Yoon Jeonghan harus menikahi Choi Seungcheol, pria yang sepuluh tahun lalu pernah menyatakan cinta padanya, yang juga ditolaknya dengan keji. Dendam yang lama bersarang dalam hati Seungcheol menjadikan perni...