...•Prediksi•
Ana sedang mempersiapkan beberapa hal tentang kegiatan PKL-nya. Semalam Buk Antik sudah mengumumkan via WhatsApp bahwa Ana akan di tempatkan di SMA Taruna. Dekat dengan sekolah Anisa, adiknya.
Ana tidak sendiri. Partnernya adalah Nisa, mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Inggris yang seangkatan dengan Ana.
Mereka tidak begitu dekat, tapi cukup kenal. Jadi tidak akan terlalu canggung bila harus bertemu setiap waktu selama 6 bulan kedepan.
Setelah selesai bersiap-siap. Ana duduk di teras rumah. Disebuah kursi panjang berwarna hijau. Ia menunggu Nisa.
Sebenarnya Ana ingin PKL di sekolah Anisa. Agar mereka tidak perlu bolak-balik, bisa berangkat bersama dengan satu motor yang sama. Tapi, keputusan Buk Antik sudah tidak dapat diganggu gugat.
Sembari menunggu Nisa, Ana memainkan HP-nya. Ia sibuk berselancar di beranda YouTube. Mencari-cari konten yang sekiranya cocok dengan selera Ana.
Tidak lama kemudian Nisa muncul dengan Scoopy warna ungu. Lucu sekali.
"Nunggu lama, Na?" tanya Nisa sembari menaikkan kaca helm.
"Nggak juga sih, Kak," jawab Ana.
"Berangkat sekarang?" Ana mengangguk. Kemudian ia segera berjalan menuju tempat Nisa. Lalu menaiki Scoopy lucu itu.
"Suka warna ungu ya, Kak?" Nisa terkekeh pelan.
"Lumayan lah, Na." Ana manggut-manggut dan Nisa terkekeh pelan.
Sepanjang perjalanan hanya ada hening diantara mereka. Ana tidak memiliki topik pembicaraan yang pas dan Nisa juga tidak memiliki pembahasan yang menarik.
Tujuan mereka adalah SMA Taruna, lokasi atau tempat PKL mereka selama 6 bulan kedepan. Hari ini mereka hanya akan mengkonfirmasi bahwa mereka berdua memang sudah fix untuk PKL disana.
"Kita berdua aja disana, Kak?" tanya Ana ditengah perjalanan.
"Iya, Na. Habis si Tejo katanya gak lanjut kuliah lagi," jawab Nisa dengan suara yang agak lantang. Agar terdengar oleh Ana.
"Ih, masa iya, Kak? Kan nanggung."
"Iya. Katanya udah enak kerja di kampungnya." Nisa terkekeh pelan.
"Maklum, Na. Orang kaya mah jaga aset," lanjutnya kemudian.
"Iya, sih, Kak. Tapi kan, udah PKL, tinggal 1 tahun lagi wisuda." Nisa tertawa kecil. Tidak tahu harus mengomentari apa perihal Tejo yang memilih tidak kuliah lagi.
"Ya, gimana, ya. Namanya juga manusia, Na."
Tak lama, mereka pun sampai di SMA Taruna. Ana turun, melihat ke sekeliling sekolah ini yang didominasi oleh warna hijau.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANNA [completed]
ChickLitBudayakan follow sebelum membaca :) -ANNA- Jika saja hari itu Ana nekat. Jika saja hari itu semuanya setuju. Jika saja hari ini terjadi pada hari yang lalu. Mungkin tidak akan seburuk ini. Mungkin tidak akan ada keramaian tanpa undangan. Mungkin. Se...