Mo minta maap gaes,, di part sebelumnya banyak typo dan beberapa kata yang ga sinkron😭
Setelah aku baca ulang ternyata begindang, hee
Ngetiknya sambil tidur, bangun, tidur, bangun,,
Maap ye kalo musingin.....
•Againts•Kalau kalian dihadapkan dengan pilihan antara bertahan dengan dia yang menghidupi mu atau dengan dia yang mengerti kamu, kalian pilih mana?
Dia yang menghidupi mu memang memiliki jasa besar dalam setiap detik tarikan nafasmu. Dan dia yang mengerti kamu memiliki sejuta cara untuk membuat mu tertawa.
Kadang kita manusia tidak tahu harus memperlakukan orang lain layak nya bagaimana. Selain sifat dan karakter yang berbeda, juga sifat manusia yang egois dan keras kepala. Hm, semua manusia pasti memiliki sisi demikian?
Ana pun sama halnya. Ia hanya manusia biasa yang tidak sempurna. Dan akan tambah amat buruk bahkan lebih buruk dari kata buruk itu sendiri, ketika berada dimata Ibunya, Srihar.
Hingga kadang pikiran lelah serta putus asa kerap kali menghampiri. Ada pun perasaan lelah dan ingin menyerah dalam hidup. Tapi pertimbangan lain juga perlu. Tidak melulu tentang diri sendiri, kan?
Sebelum ini, bagaimana pun Srihar memarahinya, meneriakinya, mengatainya, baik entah buruknya Ana, gadis itu tidak pernah melawan.
Melawan disini dalam artian yang sebenarnya. Membalas perkataan sang Ibu dengan nada tinggi. Atau membalas dengan kata-kata yang kasar pula.
Alasannya klise, Ana menghormati sosok yang mengandung nya selama 9 bulan itu. Ia pun menghormati apa yang Ayahnya cintai.
Setiap kali Srihar marah, biasanya Ana hanya diam saja atau sesekali menyahut dengan nada yang masih dibatas wajar. Tidak balas meneriaki.
Saat ini Ana dan Akbar sedang menuju ke rumah Ana. Sesuai ucapannya tadi, pacar Ana itu akan berbicara langsung kepada calon mertuanya mengenai kondisi Ana. Tentang usulan untuk pergi periksa ke dokter.
Sebenarnya bisa saja, Akbar membawa Ana ke Puskesmas atau ke Rumah Sakit untuk sekedar periksa, tapi sebagai lelaki gentle, rasanya tidak sopan jika orang tua Ana tidak tahu menahu.
Harus ada sopan santun di depan calon mertua. Wkwkwk.
Sepanjang perjalanan diisi dengan obrolan singkat. Lebih tepatnya Akbar yang bertanya banyak hal kepada Ana. Entah hal-hal berarti atau sekarang pertanyaan basa-basi.
Ana sedang memikirkan bagaimana reaksi Srihar ketika Akbar berbicara kepadanya. Ia takut-takut nanti Srihar akan melampiaskan marah terhadap Akbar yang konon masih pacar.
Terkadang menjaga perasaan orang diluar anggota keluarga juga perlu! Apalagi dia sosok yang paling sering berinteraksi dengan kita.
Sampai di rumah Ana, mereka langsung masuk. Keduanya memilih untuk duduk di sofa ruang tengah. Kebetulan Srihar sedang disana bersama Alena. Sedangkan Anisa entah pergi kemana, mungkin tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANNA [completed]
ChickLitBudayakan follow sebelum membaca :) -ANNA- Jika saja hari itu Ana nekat. Jika saja hari itu semuanya setuju. Jika saja hari ini terjadi pada hari yang lalu. Mungkin tidak akan seburuk ini. Mungkin tidak akan ada keramaian tanpa undangan. Mungkin. Se...