15

166 23 29
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

•Periksa•

Ana menuruni satu persatu anak tangga dengan hati-hati. Siswa-siswi yang berlalu lalang kadang tidak tahu diri, guru atau pun mahasiswa magang kadang mereka senggol tanpa peduli. Bahkan sapaan pun jarang mereka ucapkan.

Ana cukup prihatin dengan keadaan dan pola pikir anak zaman sekarang. Etika serta tata krama nya seolah tidak ada.

Ana berhenti di anak tangga kedua dari bawah. Sebelum berbelok ke kiri, arah kantor. Ia menyempatkan diri melihat lapangan basket.

Disana, seluruh murid sedang di kumpulkan. Untuk melaksanakan apel pagi. Hm, cukup ribet. Yah, gimana lagi, ini adalah sekolah Taruna dan permintaan kepala sekolah juga begitu.

Tidak ingin berdiri lebih lama, Ana pun kembali berjalan. Berbelok ke kiri, memasuki kantor majelis guru. Bu Fari sudah duduk dibalik mejanya. Membolak-balik buku murid, sepertinya sedang memeriksa hasil latihan beberapa waktu lalu.

"Ana? Sudah sampai?" Ana tertawa kecil. Pertanyaan Bu Fari terdengar jelas hanya basa basi. Karena siapapun yang melihat akan tahu kalau Ana sudah sampai. Sebab Ia sudah berdiri tepat di sebelah Bu Fari.

"Sudah, Bu," jawabnya kemudian.

Ana meletakkan tas diatas meja. Lalu ia duduk di kursi yang bersebelahan dengan Bu Fari.

"Oh iya, Na. Nanti bisa bantu Ibu?" Bu Fari menghadapkan diri kepada Ana. Ia menatap mahasiswa magangnya dengan senyum kecil.

"Eum, bisa, sih, Bu. Tapi nanti rencananya Ana mau izin sekitar jam 10." Ana menangkap raut bingung Bu Fari. Karena Ana belum membicarakan perihal periksa dengan pamongnya tersebut.

"Loh? Mau kemana?"

"Mau periksa, Bu."

Bu Fari mengangguk-angguk kan kepalanya. Beberapa waktu lalu, Ana sudah bercerita perihal payudaranya. Tapi belum bicara apa-apa soal rencana periksa.

"Sekarang? Ah, oke nggak papa. Semoga lancar, ya, Ana."

Ana tersenyum. Kemudian mereka mengobrol soal materi-materi atau nilai murid.

Ana juga sempat menyinggung soal seorang murid yang bahkan tidak pernah mengumpulkan tugas beberapa waktu lalu. Bu Fari memaklumi betapa baiknya Ana karena masih magang. Jika sudah menjadi guru nanti, mungkin ia akan bosan dengan murid-murid seperti itu.

"Jam pertama ini kamu gantikan Ibu mengajar di kelas XII IPA 1, bisa?" Ana mengangguk.

"Bisa, Bu." Kemudian ia beranjak mengambil tas nya. Menyiapkan beberapa buku yang bersangkutan dengan pelajaran kelas XII.

ANNA [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang