...
•Insiden Kamar Anggrek•
Pukul 2 siang, Akbar buru-buru kembali ke Rumah Sakit. Jujur saja ia tidak tenang karena meninggalkan Ana operasi. Meski ditemani oleh Ayah serta Adiknya, tapi Akbar merasa ia juga perlu andil.
Karena rapat penting yang tidak bisa ditunda, mengharuskan Akbar pergi. Akbar pun bersyukur karena setelah rapat ia tidak memiliki pekerjaan yang lebih penting lagi. Sehingga dapat kembali ke Rumah Sakit.
Ketika sampai, Akbar langsung menuju kamar inap tempat Ana dirawat. Ia masuk setelah mengetuk pintu.
"Ana udah sadar, An?" tanyanya kepada Anisa yang sedang memainkan Hp.
"Udah tadi. Tapi tidur lagi," jawab Anisa tanpa mengalihkan pandangannya.
"Papa mana?"
"Nyari makan."
Akbar duduk dilantai, berhadapan dengan Anisa. Ia melihat Ana masih di tutupi kain panjang atau jarik. Jadi, Akbar yakin kekasihnya belum mengenakan pakaian. Alangkah lebih baik jika dirinya mengobrol dengan Anisa.
"Gimana operasinya, An?" tanya Akbar.
"Lancar, Mas. Senin barangnya dibawa ke Labor, buat di teliti lagi."
"Udah dikasih?" Anisa mengangguk. Ia meletakkan Hp-nya kemudian membuka lemari kecil di sebelah brangkar Ana. Mengeluarkan sesuatu di toples.
Akbar mendekat. Ia melihat sesuatu dalam plastik setengah kilo.
"Ini?"
"Iya. Itu yang besar di payudara, terus yang kayak bakso ini di dada, tengah-tengah payudaranya," jelas Anisa sembari menunjuk satu persatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANNA [completed]
ChickLitBudayakan follow sebelum membaca :) -ANNA- Jika saja hari itu Ana nekat. Jika saja hari itu semuanya setuju. Jika saja hari ini terjadi pada hari yang lalu. Mungkin tidak akan seburuk ini. Mungkin tidak akan ada keramaian tanpa undangan. Mungkin. Se...