...
•Anisa VS Mama•
Anisa berguling diatas kasur. Ia sibuk memikirkan bagaimana cara berbicara kepada Srihar. Ia yakin Ibunya itu tidak akan setuju perihal Ana yang akan pergi periksa. Bagaimana pun Srihar adalah orang yang egois.
Lelah berguling karena tidak kunjung menemukan cara. Akhirnya Anisa berbaring telentang. Ia menatap langit-langit kamar dengan nanar. Berharap disana ada tulisan-tulisan yang membantunya.
Tetapi bukankah hal seperti itu hanya ada di filem-filem animasi? Tolong, ini dunia nyata Anisa, bukan filem.
Anisa menggerakkan tangan dan kakinya, hingga membuat sprei yang awalnya rapi kini tampak sedikit berantakan.
"Gimana, ya? Mama kan orangnya sensian," gumam Ana bermonolog.
"Nanti pas aku ngomong, tiba-tiba Mama ngamuk, kan barabe."
"Lagian, Mas Akbar ngapa, sih. Pake nyuruh aku yang bilang ke Mama."
"Dia yang bilang, kan, bisa. Malah Mama lebih nurut sama dia kayaknya, deh." Anisa bersungut-sungut. Ia merasa kesal karena Akbar memberinya tugas yang sulit.
"Kalau Kak Ana periksa Kamis. Berati Rabu harus udah bilang Mama."
"Aaargghh!!! Kesel!"
Anisa mengacak rambutnya. Ia kesal teramat kesal. Dengan Akbar yang menyuruhnya, dengan Ana yang sakit, dan dengan Ibunya yang keras kepala serta sensitif tingkat dewa.
"Bodo ah. Besok aja bilangnya," ujar Anisa pada akhirnya.
Kemudian ia meraih Hp hitam dari meja belajar. Kembali berbaring telentang diatas kasur dan mulai memainkan HP-nya.
Asik scroll atas bawah beranda Instagram. Keluar masuk aplikasi WhatsApp. Membuka Telegram, menonton drama Korea terbaru yang belum selesai. Hingga akhirnya Anisa melempar HP-nya ke kasur dengan perasaan kesal.
"Ish! Nyebelin banget, sih!" Anisa mengerang frustasi. Kenapa ia harus teringat Ana, sih?!
"Ngomong sama Mama sekarang, aja, deh!"
Dengan kesal, Anisa beranjak dari kasur. Meninggalkan Hp-nya yang masih asik berceloteh sendiri. Drama yang ditontonnya masih berlanjut.
Tanpa mematikan ataupun mem-pause dramanya. Anisa keluar kamar. Mencari dimana keberadaan Srihar. Hingga ia menemukannya di dapur. Ternyata sang Ibu sedang memasak.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANNA [completed]
ChickLitBudayakan follow sebelum membaca :) -ANNA- Jika saja hari itu Ana nekat. Jika saja hari itu semuanya setuju. Jika saja hari ini terjadi pada hari yang lalu. Mungkin tidak akan seburuk ini. Mungkin tidak akan ada keramaian tanpa undangan. Mungkin. Se...