7

192 33 3
                                    

Entah iqbaal pulang jam berapa semalam, yang pasti sekarang saat (nk) terbangaun iqbaal sudah ada di sampingnya memeluk guling dengan wajah sangat leleah.

(nk) membuka layar hp iqbaal karna ingin melihat batrai hp iqbaal dan sekalian melihat jam. Di layar kunci iqbaal memasang foto rani zidny dan juga iqbaal, (nk) menatap iqbaal yang ada di sampingnya.

"mas apa sekarang rasa sayang dan cinta kamu ke aku gak sepenuhnya?"

"apa sekarang rasa cinta dan sayang kamu terbagi dengan banayak perempuan mu di sana"

"mas aku diem selama ini bukan karna aku gak tau mas, tapi aku mencoba gak mau tau dan percaya sama kamu kalau aku tetap ada di hati terdalam kamu seperti saat itu"

(nk) memilih membuka kunci hp iqbaal, (nk) melihat wallpaper hp iqbaal saja hanya foto rani.

"mas serapat itu kah kamu nyembunyikan hubungan kita"

(nk) membuka aplikasi whatsapp, benar dugaan (nk) iqbaal masih berhubungan dengan anak sma itu.

(nk) hanya tersenyum dia sudah tau kalau iqbaal memang berhubungan dengan anak sma karna iqbaal memberi tahunya.

(nk) berahli ke chating iqbaal bersama zindy. Ya walau isinya iqbaal yang memohon agar zindy mau menandatangai surat poligaminya.

Tak ada masalah di aplikasi whatsapp iqbaal karna isinya pun hanya chat bersama temannya dan bahkan beberapa taman (nk) saja. (nk) berahli ke aplikasi lainya bukan instagram dan facebook karna iqbaal tidak memiliki aplikasih itu, (nk) membuka aplikasi mechat melihat chat yang membuat air matanya menetes tanpa di minta.

Ya aplikasi itu seperti asrama perempuan gak bener yang isinya chat mesra bahkan ngajak tidur bareng. (nk) memang sudah tau kelakuan iqbaal satu ini, tapi tetap saja hatinya terasa nyeri saat membacanya.

Adzan subuh membuat (nk) memberhentikan aktifitasnya,  (nk) memilih bersujut curhat sama yang maha kuasa.

Kepala (nk) masih terasa pusing tapi tetap di paksakanya untuk mengambil air wuduh di kamar mandi.

Brukkk.....

(nk) berpengangan dengan keran air yang ada di sampingnya. Ya karna kamar mandi yang sedikit licin dan juga kepala yang masih sedikit pusing (nk) terpleset dan terjatuh. Untungnya saja dia tidak apa apa, (nk) melanjutkan wuduhnya dan setelah itu keluar dari kamar mandi.

Saat ingin melaksanakan sholat subuh (nk) merasakan perutnya yang sangat nyeri sekali dan kepalanya sangat pusing. (nk) memilih duduk sebentar di tepi ranjang menetralkan rasa sakitnya.

Setelag rasanya agak lumayan (nk) kembali ingin melanjutkan sholatnya. (nk) membenarkan mukenahnya dan bersiap melaksanakan rakaat pertama.

Saat mengankat tangan (nk) melihat di mukenah putihnya ada bercak darah (nk)  langsung memutar dan melihat ternyata (nk) memgalami pendarahan. Tapi (nk) berusaha tenag dan tidak panik walau sakit di perutnya amat teramat sakit.

(nk) pelan pelan membangunkan iqbaal, agar iqbaal tidak terkejut.

"mas bangun mas"

"hem aku baru tidur dek mas gak sholat ya kamu aja mas ngantuk"

"mas bangun bentar deh liat dulu"

"apa sih dek aku cape ngantuk" jawab iqbaal sedikit membentak.

(nk) binggung bagai mana lagi cara memberitau iqbaal.

"mas liat dulu aku pendarahan mas, kalau emang gak kenapa napa kamu lanjut tidur aja mas"

Iqbaal yang samar samar mendengar ucapan (nk) tadi langsung duduk dan menetralkan matanya dari cahaya lamu kamar.

"apa lagi sih dek" ucap iqbaal sedikit marah.

"perut aku sakit mas"

"ya udah istirahat mangkanya gak usah ganggu aku tidur"

"mas aku tadi jatuh di kamar mandi dan sekarang pendarahan" ucap (nk) takut dan menahan sakit.

"Astafirulloh dek kenapa gak ngomong" iqbaal langsung berdiri melihat keadaan (nk) yang sudah mulai lemas dan sudah mengeluarkan darah.

"aku udah bilang tadi"

"ayo ke rumah sakit" iqbaal mau mendekat ke arah (nk) tapi tertahan karna tangan (nk) mengisyaratkan iqbaal untuk berhenti.

"telfonin papah ku mas tolong" pinta (nk) dengan menahan tangisnya.

"buat apa dek sekarang tuh yang harus di selamtkan anak aku"

"telfon mas aku mau di anter papah kamu lanjut tidur aja mas kamu cape"

"gak dek sudah kamu diem"

Iqbaal langsung menuntun (nk) keluar rumah, iqbaal baru teringat kalau kunci mobilnya masih ada di zindy dan gak mungkuin iqbaal membangunkan zidny dulu bakal memakan waktu lama.

"kita naik motor ya kamu kuat kan"

(nk) hanya mengangguk saja, ya (nk) harus kuat dia tidak boleh lemah.

"dek pengangan yang erat ya mas agak ngebut" perintah iqbaal saat (nk) sudah naik di belakangnya.

(nk) hanya memegang baju iqbaal saja. Sedangkan iqbaal sebisa mungkin melajukan motornya agar sampai ke rumah sakit.

"dek tahan ya dek"

Sesampainya di rumah sakit (nk) langsung di tanganin oleh dokter dan suster yang bertugas subuh itu.

Iqbaal lupa membawa ponselnya, bahkan mungkin pintu rumah saja tak iqbaal kunci karna ingin cepat.

Iqbaal memutaskan untuk pulang ke rumah dulu menambil tas (nk) hp dan juga dompetnya. Iqbaal sudah meminta izin ke salah satu perawat di situ.

Di perjalan fikiran iqbaal sudah tidak karuan, rasanya sangat sakit saat (nk) berusaha menyembunyikan sakitnya di depanya.

Baru kali ini iqbaal melihat (nk) menyimpan semuan luka sakit bahkan maslahnya dari iqbaal. (nk) yang dulu di kenalnya tidak seperti ini,  sekarang (nk)nya ini lebih tertutup bahkan mungkin berubah tak sama dengan (nk) nya yang dulu saat sma, yang kalau ada apa apa selalu mengadu padanya, bhakan saat (nk) di gigit nyamuk saja dia bakal melapor pada iqbaal.  Tidak sama dengan (nk) nya yang sekarang ini yang bahkan di hadapanya tidak mau terlihat sedikut pun merasakan sakit. Ada apa dengan (nk) nya ini? Apa dia sudah ke hilangan (nk) nya yang dulu?

Sesampainya di rumah iqbaal langsung mengabari orang tua (nk) dan juga orang tuanya, setelah itu iqbaal kembali ke rumah sakit.

Di rumah sakit ternyata sudah ada papah dan mamah (nk).

"pah, mah" ucap iqbaal menyalimi kedua mertuanya.

"kamu yang sabar ya baal" ucap papah. Iqbaal melihat mata papah sudah berkaca kaca begitu juga dengan mamahnya yang sudah menagis.

Fikiran iqbaal kacau sekali. Bahkan papah (nk) sudah mulai memagis ada apa ini sebanrnya.

"ya allah ada apa ini sebnarnya apa aku terlambat"

"ya allah apa dia pergi meninggalkan aku"

"jangan, jangan pergi dulu aku belum bisa bahagian kamu"

"aku belum bisa nepati janji aku sama kamu"

"jangan dulu ya allah"

Fikiran iqbaal sudah tidek karuan iqbaal melihat ke papah mertuanya yang sudah mulai mengeluarkan air mata.

"pah kenapa pah"

"ade baal......"

"pah adek kenapa pah"

• • • • • • • • • • • • • •

Bersbung.........

Rahasia Hati (IDR) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang