17

494 38 8
                                    

...NIGHTMARE...

¤
¤
¤

Happy Reading

***


Zayn menilik mata indah milik Vania yang kini tengah berurai air mata, mata yang memancarkan kesedihan mendalam.

Jantung Zeyn berpacu saat namanya dengan lembut di gumamkan Vania. Tetapi pemandangan di depannya membuat jantung Zeyn bagai keluar dari tempatnya.

Spontan tubuh Zeyn bergerak mundur, melepaskan makhluk rapuh itu dari cengkramannya. Zeyn melihat mata indah itu lagi, tapi Vania dengan cepat memalingkan wajahnya dan menutup mulutnya meninggalkan Zeyn.

"Apa yang telah kulakukan?"

"Apa ada yang salah dengan tindakanku? sehingga pantas di beri reaksi seperti itu? ini bukan pelecehan, aku tidak melucuti pakaiannya, aku tidak agresif, justru dia juga menyukai sentuhanku tanpa perlawanan, dia juga menikmatinya. Jadi dimana letak kesalahanku? mengapa dia terlihat sangat hina, membuatku merasa seperti monster?"

"Aishh! aku tidak ingin tahu dan aku tak peduli, akan lebih baik jika kita saling menjaga jarak." (social distance-colona)

***

"Apa yang membuatmu melamun sampai tak menyadari keberadaanku di sini beberapa menit yang lalu?" suara berat membuat Zeyn tersadar dari lamunannya.

"Istriku," ujar Zeyn seraya mendongak melihat Dery. Pikiran Zeyn hanya tertuju pada Vania. Sejak hari itu, raut wajah sedih Vania sering muncul di benak seorang Zeynan dan membuatnya seperti seseorang yang menyeramkan.

"Aku juga."

"Apa?" raut keheranan terpampang nyata di wajah Zeyn.

"Aku juga memikirkan istrimu" ulang Dery dengan gamblang, yang mebuat Zeyn semakin kesal.

"Dery, tolong jangan seperti ini!"

"Calm down brother, aku memikirkannya karena dia datang membawa CV-nya ke perusahaanku." Zeyn ingin bertanya maksud dari ucapan Dery tapi Dery lebih dulu melanjutkan. "Aku sedang berpikir untuk menerimanya bekerja."

"Terus kenapa kamu ada di sini?" ketus Zeyn enggan mendengar ocehan Dery

"Aku hanya ingin memberitahumu tentang hal ini, agar kau tak terkejut. Aku pikir dia tidak menyadari bahwa itu perusahaanku."

'Kau mungkin sudah merebut Divya dariku tapi aku tidak akan mengizinkanmu memiliki istriku!' hanya itu yang ada di pikiran Zeyn, memikirkan manusia laknat di sebelahnya kini.

'Kenapa tiba-tiba aku bersikap posesif?'

"Ohh, ayolah Zeyn. Berhentilah melayangkan tatapan sinis itu. Aku tidak punya maksud apa-apa," ucap Dery dibarengi seringaian licik.

"Untuk saat ini bukan aku yang harus kau khawatirkan."

Zeyn mendelik "Apa maksudmu?"

"T-tidak! Tapi belakangan ini aku sering melihatnya bersama Yudha dan hanya berdua," jawab Dery membuat kepala Zeyn bagai terbakar api cemburu. "Sangat jarang melihatnya tersenyum seperti itu. Wajahnya yang cantik dan bercahaya. Kusarankan, kau harus melihatnya. Dia terlihat sangat berbeda saat bersama Yudha dibandingkan saat bersamamu. Sumpah!" tangan Zeyn secara naluri mengepal karena omongan tuan lambe Dery.

Setelah kejadian tempo hari, Vania seakan enggan untuk bertemu dengan Zeyn

***

TRYNA PRETEND (it's okay to be not okay) END ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang