"RANI hebat! Aku sendiri tak pernah kepikiran untuk bersembunyi di loteng," puji Anjani seraya memerhatikan Rani yang turun dengan selamat dari atas. "Kalau begitu, sekarang giliran Rani yang akan mencariku!"
Rani mengangguk antusias. Ia kemudian mulai menutup matanya seraya berhitung tanpa suara. Anjani berpikir ia ingin bersembunyi di tempat yang sama dengan Rani, tetapi tiba-tiba sebuah panggilan membuat permainan mereka terhenti.
"Rani, Dika menjemputmu!" ujar Ibu Anjani. Wanita itu kemudian masuk ke dalam kamar untuk menghampiri teman dari putrinya, dan ia mendapati kamar sudah sangat berantakan.
"Astaga." Ibu Anjani hanya bisa menggeleng melihat kelakuan anak-anak tersebut. Ia harap, di masa depan ia bisa melihat Anjani dengan sikap lebih dewasanya.
"Yah … bisakah kau minta Kak Dika agar kita masih bisa bermain? Sebentar saja," pinta Anjani.
Rani sebetulnya juga masih ingin bermain dengab Anjani, sayangnya ia harus pergi sekarang. Dengan senyum terpaksa, Rani menggeleng. Dibuatnya gerakan tangan yang merupakan bahasa isyarat dari 'maaf'.
"Rani, kita harus pergi." Terdengar suara Dika dari luar. Mendengar itu Rani pun bergegas untuk pergi, digenggamnya boneka pemberian Anjani dengan erat.
Merasa tak bisa mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata, Rani langsung mengungkapnya dengan perbuatan. Ia memeluk Anjani dengan erat sebelum tersenyum dan pergi.
"Aah, sayang sekali! Padahal lagi seru-serunya, huuh!" protes Anjani sembari menatap kepergian Rani keluar dari kamar.
Ibu Anjani tertawa. "Kalian 'kan bisa main lagi nanti."
Nyatanya, detik itulah mereka bermain untuk terakhir kalinya. Pada hari itu, Rani dan keluarganya pindah ke desa karena keputusan ayah mereka. Karena itulah Rani bermain dengan Anjani lebih awal, karena gadis kecil itu tahu hari itu adalah hari terakhirnya bertemu Anjani.
Dalam lubuk hatinya yang terdalam, Rani ingin sekali melanjutkan permainan petak umpetnya bersama Anjani.
Hingga suatu hari, di saat sedang bersembunyi di hutan Arkais dari para penindas, Rani sadar bahwa ia bisa kembali bermain dengan Anjani.
Ditatapnya mata boneka di genggamannya—yang rupanya diambil oleh Dika dan diutak-atik sedikit—sembari mengira-ngira, apa yang Anjani lakukan setelah hari itu? Setelah Rani meninggalkannya tanpa Anjani ketahui?Rani sangat merindukan teman satu-satunya itu. Tiba-tiba saja, ia menemukan seseorang sedang menangis di hutan, dekat sumur. Saat itu, Rani tak tahu kalau ia akan kehilangan nyawanya, tetapi di saat bersamaan ia bisa berkesempatan melihat Anjani lagi.
•••
Arwah Rani terawang-awang di dalam cermin selama bertahun-tahun. Seperti sebuah mimpi buruk yang terus terulang dan Rani seolah tak punya jalan keluar dari sana. Yang hanya ia pikirkan adalah Anjani, serta bagaimana cara agar ia bisa tidur dengan tenang.
Hingga, tiba-tiba saja ia melihat Anjani setelah sekian tahun. Anjani berada di dalam toko cermin yang menyimpan cermin kuno tempat Rani terperangkap. Rani menatap Anjani dari dalam cermin, berusaha untuk memanggilnya, tetapi tentu ia tak bisa.
Tanpa diduga, Anjani melihat ke arahnya dengan sorot mata penasaran. Hari itu, Anjani berusaha mengambil cermin kuno itu tanpa memedulikan bahwa ada rumor yang mengatakan bahwa cermin itu berhantu.
Rani sangat senang akan hal itu.
Seolah memiliki ikatan batin, Anjani menjadi sering penasaran dengan cermin kuno tempat Rani terperangkap. Dan suatu ketika, Anjani berhasil mengeluarkannya dengan mematahkan mantra yang mengurung Rani di dalan cermin.
Malam itulah, Rani kembali bertemu dengan Anjani. Anjani tumbuh besar, lebih tinggi dan kelihatannya masih saja tak peduli soal penampilan, tetapi wajah Anjani tak memperlihatkan kebahagiaan sama sekali.
Rani bertanya-tanya, apa yang membuat Anjani berubah seperti itu. Disaat bersamaan, Rani juga sangat merindukan Anjani. Ia ingin melepas rindunya, tetapi yang didapatinya malah tatapan ketakutan dari Anjani yang berusaha menjauhinya.
Rani teringat dengan permainan petak umpetnya yang belum selesai.
Pikiran polos Rani mengatakan bahwa karena permainan itulah Anjani menjadi terlihat tak bahagia seperti biasanya. Maka, detik itu ia bisa menyelesaikan permainannya bersama Anjani dan membuatnya bahagia lagi.
END
•••
Presented by Room Genre HTM,
yang diketuai oleh DarataleJudul: HIDE AND SEARCH!
Penulis: SilverJayz_
Mentor: PenaskyeFINAL PROJECT GEN 1
KAMU SEDANG MEMBACA
HIDE AND SEARCH!
HorrorCermin baru itu membawa petaka bagi hidup Anjani yang tenang. Siapa sangka cermin indah itu menyimpan arwah hantu anak kecil yang mengajaknya bermain petak umpet seumur hidup. Anjani terpaksa bermain petak umpet sepanjang hari. Hidup Anjani semakin...