Prolog

9.4K 695 179
                                    


"Senin yang berbahagia ini, kita akhirnya kembali mendapatkan penghargaan lainnya berkat dua nama siswa luar biasa ini. Mari, ananda Min Yoongi dan Park Jimin maju kedepan." Kepala Sekolah dengan kerudung terlalu belakang itu tersenyum lebar.

Giginya hingga agak kering.

Dua primadona sekolah itu berjalan angkuh ke depan lapangan. Mengangkat dagu untuk disaksikan satu sekolahan.

Yoongi dan Jimin. Dua nama yang hampir setahun terakhir selalu disebut oleh Kepala Sekolah maupun Guru disana.

"Syukur, Ananda Yoongi kembali meraih Medali Emas dari olimpiade matematika Sabtu lalu. Kemudian Ananda Jimin kembali mendapat Piala Juara Utama satu di pentas debat Bahasa Inggris. Ayo tepuk tangan untuk teman kalian!"

Riuh tepuk tangan menggema dan menjelma bangga.

Yoongi dan Jimin saling berpandangan penuh kebencian. Mereka yakin bahwa masing-masing dari mereka lebih unggul.

Setelah menerima hadiah dan berfoto. Yoongi dan Jimin kembali masuk dalam barisan. Jimin dihadiahi banyak ucapan selamat, begitu pula dengan Yoongi.

Mereka masih bertatapan sengit.

Dan sialnya mereka satu kelas. Yang artinya perdebatan-perdebatan lainnya akan segera menyusul.

••••

"Lomba bacot doang bangga." Sindir Yoongi.

Jimin yang mendengar itu mendelik, "cih, lo sama kalkulator aja pinteran kalkualtor." Balas Jimin.

Yoongi terkekeh jahat, "lo sama google translate aja pinteran google translate." Yoongi menimpali ucapan Jimin dengan penuh kemenangan.

"Dasar jelek." Ujar Jimin kesal.

"Yang ngatain lebih jelek, kaya bebek."

"Ck. Masih pagi, sakit kuping gue." Keluh Taehyung. "Gi, mening anterin ke kelasnya Irene, yuk?" Lanjut Taehyung.

"Gak dulu. Gue mau main game."

"Alah lo kan noob." Jimin kembali berbicara.

"Udah Ji, ah, makin menjadi tar si Yoongi." Seokjin menengahi.

••••

"Thankyou guys, i hope you get the messages from my speech today." Jimin menutup tugas pidato di depan kelas dengan senyum bangga.

"Nice, Jimin. Now, pick your friend to be the next." Suruh Gurunya.

Seokjin sudah bergumam tanpa suara;

Jangan-gue-anjing.

Jimin tersenyum kecil dan menggeleng. "I choose Yoongi, Sir."

Seisi kelas juga paham bahwa hal itu merupakan keisengan Jimin. Mereka semua tahu Yoongi itu nol besar dalam Bahasa Inggris. Apalagi dua orang kebanggan itu rival sejak dulu.

"Okay Jimin, back to your sit and Yoongi, c'mon." Gurunya kembali menginterupsi.

"Ah asu." Gumam Yoongi kesal.

"Okey, gut morning epribadi. How ar yu? Am fayn tengkyu en yu." Mulai Yoongi, yang lain sudah tergelak mendengar opening asal Yoongi.

Lain dengan Park Jimin. Ia suka melihat Yoongi kesulitan.

"Tudey, i will tell you my naon sih lupa.. oh! my experience pas lagi olimpiade yesterdey. Tah guys, the soal teh lieur pisan! But my name is Min Yoongi, so i bisa menyelesaikan semuanya dengan perfecto numero uno americano and italiano. Thankyou, yu welkam." Yoongi membungkuk di akhir kalimat.

"Oke, remedial." Ujar Gurunya langsung.

Gelak tawa mengisi seluruh isi kelas.

••••

"Pokonya gue itu sundanesse garis hard

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pokonya gue itu sundanesse garis hard. Kegantengan gue itu kaya Deret Giometri Divergen— tak terhingga. Jimin mah cetek banget bisanya cuma its okey its okey."

-Min Yoongi, pangeran sekolah, kebanggan ekskul renang.-



"Manis bisa, ganteng bisa, seksi bisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Manis bisa, ganteng bisa, seksi bisa. Ya cuma gue satu di dunia. Yang lain mah flop, apalagi Yoongi."

-Park Jimin, primadona sekolah, ketua ekskul kepenulisan-

it's okay to love your enemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang