Bab 20

131 41 20
                                    

Hay, ada yang kangen?
Maaf, lagi pulang kampung soalnya. Jadinya kemaren-kemaren nggak up dulu.

Semoga naskah ini bermanfaat, aamiin.

Vote, komen, krisar
Typo laporin.

Selamat membaca.

*

Farid tersenyum hangat kepada komputernya yang menyala, raganya memang disini, tapi hatinya tertuju pada Aira.

Apalagi tingkah Aira yang terlihat tidak mengenal cinta, seakan mendapat kupon undian VIP, Farid akan berusaha mendekatinya dan akan memperbaiki keagamaannya mulai dari sekarang. Guna membimbing Aira kelak.

Jika memikirkan perkataan Aira yang selalu bertujuan kepada agama, apa ia bisa membawa gadis itu? Sedangkan dirinya hanya tau salat lima waktu?

Sepertinya ia harus belajar ilmu agama dari sekarang.

"Lama sudah ku menanti ... mungkin dirimulah cinta sejati," senandung Badali. "Ekhem, kayaknya ada yang lagi kasmaran," ledek Badali.

Farid menoleh ke samping dengan mata malas. Hadeh! batin Farid.

"Gimana, Bang? Cinta monyet apa cinta otw halal?" kelakar Badali lagi.

"Ahahha! Akhirnya ketua kita tau apa yang namanya cinta," tambah Dailami.

"Apaan?!" imbuh Farid kesal. "Mobile legend ajalah," tambahnya sembari mengklik aplikasi game tersebut. "Gue denger, Dea mau karantina, apa bener?" tanyanya lagi.

Dailami dan Badali saling pandang. "Nggak tau, tau darimana lo?" tanya Dailami.

"Dari, Aira!"

"Deket, Far sama Aira?" tanya Badali.

Plak!

"Welcome to mobile legend!"

"Five second till the enemy reaches the battlefield , smash them!"

"Etdah, sakit nih! Main geplak aja!" sarkas Badali marah.

Dailami terbahak-bahak di kursinya. "Emangnya siapa gadis yang selalu mencuri perhatian gamers kita?! Ya tu oranglah."

"Makin kesini, makin aneh gelagat lu Dai! Emangnya siapa?" tanya Badali.

"Udah ngatain, nanya lagi!" tekan Dailami dingin.

"Woy gue masih disini!" sela Farid yang sudah jengah. "Jadi, gimana kalau bulan ini kita have fun?" tambahnya.

"All troops deployed!"

"Seneng-seneng karena Dea pergi? Wah! Parah lu, Far!" tuding Badali. "Gue sebagai sahabat Dea, nggak terima Dea diginiin. Udah ditinggal tunangan, saat karantina sahabatnya malah seneng-seneng!" sindirnya.

"First blood!"

"Maksud gue, kita have fun ngajakin Dea! Bisa aja kan setelah dia keluar dari karantina ngejauhin kita?" terang Farid.

"Launch attack!"

"Ngejauh? Maksudnya?"

"Menurut gue nih ya, bisa aja Dea jadi menjaga jarak sama kita, kita kan laki-laki, sedangkan dia perempuan. Jadi, sebelum liburan tahun ini berantakan. Kita majuin aja jadualnya jadi hari esok." Farid menaik turunkan alisnya.

"You have slain an enemy!"

"Kok mendadak sih, Far?!" rajuk Dailami.

"Hooh, kagak asik mah mendadak gini!" tambah Badali.

Garis Waktu (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang