Hay...
Semoga suka yaaaaa
Typo laporin.
Vote, komen, krisarMaaf 1K saja untuk hari ini, mau nulis di CK (Catatan Kusam). Jan lupa mampir kesana yaaa
Selamat membacaaa
*
3 bulan kemudian ...
Siang itu suasana kantin SMA Trisakti sangat ramai. Ditambah lagi dengan kedatangan Geng BlackDark, membuat seluruh perhatian tertuju kepadanya. Begitu juga dengan Farid dan Badali, mereka memerhatikan pentolan sekolah yang sering tawuran itu.
"Gitu aja bangga," cetus Badali merendahkan mereka.
"Jaga omongan lo, Bad. Kita sama aja, sama-sama suka tawuran. Bedanya kita di dunia game," cicit Farid.
"Iyasih, eh Dai ---." Badali menghentikan ucapannya sendiri karena melihat kemurungan menghampiri wajah Dailami. "Kenapa, Dai?"
Dailami meletakkan HPnya di atas meja. "Nggak papa!"
Sudah tiga hari, Dailami menjadi pendiam dan sering memainkan HP, tapi tidak untuk ngegame.
Dari ujung kantin, Aira, Maya, Gina juga Dea datang. Keempat wanita berjilbab putih itu saling tertawa dan mengejek.
Farid tersenyum tipis saat melihat Aira. Dari jarak yang jauh, Aira juga menangkap mata yang memandanginya, namun secepatnya ia memutus kontak, mereka bertingkah seakan tidak terjadi apa-apa setelah hal konyol yang diungkapkan Farid pada malam itu.
Sekarang mereka sudah resmi menjadi kakak kelas dari adik-adik yang mendaftarkan diri 1 bulan lalu.
Mereka duduk di sebelah meja FBD.
"Pesen aja kalian, nanti gue yang bayar!" titah Dea sembari beranjak mendekati FBD.
Gina nyengir lebar. "Oke, ustajah!"
"Sae lu!" telak Dea, mereka berdua tertawa. Dea menatap satu persatu sahabatnya. "Dai, kenapa?" tanya Dea kepada Badali.
"Nggak tau, De. Dari kemarin murung mulu tu muka!" cibir Badali.
Dea menghela napas dan duduk di sebelah Dailami. Dailami masih bergeming dengan HPnya, ia tidak menyadari keberadaan Dea.
Setelah karantina 3 bulan yang lalu, ada sedikit perubahan yang ditunjukkan Dea, ia sekarang sudah jarang berkumpul-kumpul untuk mabar. Dan FBD memakluminya.
"Dai, kenapa? Ada masalah?" tanya Dea lembut.
Dailami terkesiap dan menoleh. "Loh? Kapan kesini?" tanya Dailami.
Dea menggeleng pelan. "Lo ada masalah?" tanyanya lagi.
"Engg ... enggak!" kilah Dailami cepat.
"Bohong!" tuding Dea.
Badali dan Farid saling mengkode. 'Mantan perhatian yah?' . 'Mantan lebih tau Dai lagi bermasalah' . 'Bilang balikan aja' . Farid dan Badali tertawa receh.
"Kenapa lo bedua?" sinis Dailami.
Badali menggeleng cepat tanda tidak apa-apa antara mereka. Namun Farid dan Badali kembali tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Waktu (Selesai)
Teen Fictionبسم الله الرحمن الرحيم ●Follow akun Author dan silahkan membaca ● Genre : Tenfiction TIDAK REVISI! KARYA PERTAMA YANG BERTAHAN WALAUPUN RADA MEMBAGONGKAN HEHE :3 Ada banyak hal yang harus di lewati. Suka atau tidak suka, garis itu tetap berjalan se...