Halooo pa kabar kalian?
Maaf ya, GW jarang updet, udah mau tahap akhir jugaaaa. Males bat, otak buntu, tapi ide udah bergentayangan kok, jadi tenang, pasti bisa namatin cerita ini.Typo laporin, krisar, vote, comen
Selamat membaca.
*
Damai, satu kata yang menyelimuti hati Aira, ia sedang duduk di bangku panjang yang menghadap langsung ke bawah pemukiman warga Pal 25 dan sekitarnya.
Awan-awan terlihat sangat rendah dari puncak vila ini, sinar matahari kian terpancar dari balik gunung. Dan anak sungai mengalir tenang di bawah sana.
Walaupun sedikit dingin, Aira tetap menikmati hembusan angin yang membelai tubuhnya.
Hari ini, pagi pertama setelah kemarin menginjakkan kaki disini bersama teman-temannya. Ngomong-ngomong teman, Maya dan lainnya sedang asik nonton TV.
Seorang kakek tua melintasi jalan yang berada di dekat Aira. "Misi, Cu. Beapa disini? Dari mana jua?" (Permisi, Cu. Ngapain disini? Dan dari mana?) .
Aira menoleh sembari melempar senyum. "Dari Banjarbaru, Kek. Lagi liburan," sahut Aira sungkan.
"Oh, kayaitu kah. Lawan siapa?" (Oh begitu. Dengan siapa saja datang kemari?) .
"Sama teman-teman, Kek. Kakek mau kemana?" tanya balik Aira.
"Mau ke padang, ngais rezeki, Cu." (Mau ke ladang, nyari rezeki, Cu.) .
"O, inggih," ucap Aira.
Kakek tua itu pun melanjutkan perjalanannya hingga menghilang di persimpangan sungai.
Setelah agak lama, Aira memutuskan pergi ke dalam. Gina dan teman-temannya masih saja menonton TV tayangan kartun kotak kuning dan bintang ping. Sepertinya Gina membawa pengaruh negativ untuk mereka.
Aira berlalu ke dapur dan di sambut oleh Mbak Aida dan Fiki yang sedang memasak sarapan.
"Aira bisa bantu?" tawar Aira.
"Oh, bisa. Tolong ambilkan piring sama gelasnya, terus panggilin teman-teman kamu, sarapannya udah jadi."
Aira mengangguk dan segera melakukan perintah Fiki.
"Sarapan udah jadi tuh, makan dulu." Mereka semua menoleh kepada Aira.
"Ntaran lah! Lagi rame ini si Patrick nyari otaknya," sahut Maya.
Aira menggeleng di tempat dan melihat kabel hitam tidak jauh dari dirinya. Aira tersenyum jail.
"YAAH!!" sungut mereka ketika kabel sambungannya di copot paksa oleh Aira.
"Makan dulu, udah ditungguin sama yang tua," ucap Aira sembari berlalu.
"Yaudah kuy! Kita makan, habis itu siap-siap ke Riam," terang Dailami.
"Hayyuk!" sambut mereka semangat.
*
Mereka semua siap-siap untuk pergi ke Riam yang terletak di desa Maniapun kecamatan Pengaron kabupaten Banjar. Mereka pergi menggunakan motor yang sudah di sewa oleh Fadli, motor khusus untuk pergi ke jalan-jalanan yang terjal dan banyak lumpur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Waktu (Selesai)
Teen Fictionبسم الله الرحمن الرحيم ●Follow akun Author dan silahkan membaca ● Genre : Tenfiction TIDAK REVISI! KARYA PERTAMA YANG BERTAHAN WALAUPUN RADA MEMBAGONGKAN HEHE :3 Ada banyak hal yang harus di lewati. Suka atau tidak suka, garis itu tetap berjalan se...