Bab 17

140 46 70
                                    

Hayooo yang nebak Aira sah, nggak yaaaa

Nggak sah! Itu kan permainan....

Krisar, typo laporin
Vote komen

Selamat membaca

Ya Allah semoga naskah ini bermanfaat, aamiin

"SIAPA LAKI-LAKI ITU?!" Debaran jantung Aira kian berpacu saat di bentak oleh Ganu. "JAWAB GADIS PENGHUTANG!" bentaknya lagi.

Para tamu undangan mulai berbisik-bisik tetangga dengan kejadian ini. Mereka baru pertama kali menyaksikan pengantin membentak pasangannya saat ingin akad.

Istri pertama Ganu mencoba merangkul tangan suaminya untuk menjauh sebentar.

"DASAR NGGAK TAU DIRI! SEKARANG JUGA BAYAR HUTANG-HUTANG KAMU! SAYA ENNEK LIHAT ORANG MISKIN KAYAK KAMU! SOK SUCI TAPI NGUTANG!" cibir Ganu. Ia menepis kasar tangan istrinya.

Aira merunduk, beberapa air mata mulai membasahi wajahnya. Sebenarnya ia pun tidak ingin berhutang, tapi kejadian tempo hari sangatlah cepat. Ia butuh uang hari itu, salahkah gadis miskin ini?

Sepertinya sangat sakit saat dicibir orang yang punya, dan Aira baru pertama kali merasakannya. Dadanya sangat sesak, ia hanya mampu menangis tidak bersuara.

"Bapak Ganu terhormat! Kiranya blackcard saya cukup!" Farid menyerahkan kartu hitamnya ke tangan istri Ganu.

Ia sudah muak dengan kesombongan bapak tua itu, jika tidak banyak anak buahnya dapat dipastikan salah satu bogem mentahnya mendarat di bibir laki-laki itu.

"KAMU LAGI! NGAPAIN RUSAK ACARA SAYA? MAU JADI PAHLAWAN? DASAR BOCAH INGUSAN!" cibir Ganu menggebu-gebu.

Farid tersenyum sinis sebentar lalu beralih menatap Aira yang masih merunduk.

"Ai, kita pulang!"

"PULANG?! INI ISTRI SAYA!"

"BAPAK TUA TERHORMAT! SAYA BARU SAJA MENGUCAP IJAB KABUL BERSAMA PAK PENGHULU! DIA ISTRI SAYA!" ucap Farid penuh penekanan. Urat-uratnya mulai menegang.

"SIAPA KAMU?! BISA-BISANYA NGAMBIL ISTRI ORANG!"

"BAPAK YANG NGAMBIL JODOH SAYA! DAN BENAR KAN? DIA JODOH SAYA! BAPAK YANG NGAMBIL, BUKAN SAYA!"

Ganu diam sembari menetralkan deru napasnya.

Suara pria itu membuat Aira makin merunduk. Apalagi suara derit mic beberapa saat yang lalu, apa mereka sah?

Mengapa kehidupan Aira membingungkan seperti ini? Kejadian akad yang sangat sebentar, diwarnai adu mulut dan pertengkaran, apa seperti ini akad di pernikahan seseorang? Tidak! Pernikahan orang lain lebih tenang dan bahagia, semua orang penuh tawa dan canda. Tidak seperti yang Aira alami. Ia menggeleng pelan, air matanya masih meluruh.

"Ai, pulang!"

Merasa tidak ada jawaban, Farid menarik Aira dari lengan bajunya. Aira hanya menurutinya sembari berjalan di belakang Farid. Hatinya berkecamuk, apa yang akan ia lakukan setelah ini.

Attamim dan dua orang saksi juga penghulu mengikuti Farid yang sudah dulu keluar, para tamu undangan satu persatu meninggalkan tempatnya dengan sedikit cibiran. Mereka tidak menyangka, karena skandal hutang bisa menjerat gadis sebelia Aira, gadis yang harusnya menjadi anak Ganu, bukan sebagai seorang istri.

Sedangkan Ganu dan para istri beranjak ke ruang keluarga mereka untuk menenangkan diri. Para mide berbenah untuk menutup acara ini dengan segera.

Mereka semua benar-benar dibuat gagal oleh satu orang anak laki-laki ingusan itu.

Aira menghentikan langkahnya. "M-makasih," cicit Aira.

Garis Waktu (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang