Bab 25

110 37 13
                                    

Hayo yang nungguin GW (Garis Waktu) updet, cung dulu!

Typo bertebaran! Maaf hanya sedikit, aku ngantuk!

Typo, kbbi, laporin
Vote, komen, krisar

Semoga bermanfaat, aamiin

Buang buruknya, ambil baiknya.

Selamat membacaaaaa!


*

Lagi dan lagi seorang gadis hanya bisa diam di tempatnya sembari mengamati dua orang yang sedang bersenda gurau dari kejauhan pandangannya. Netranya merekam jelas bagaimana si lelaki terus menimpali si perempuan. Dan sang perempuan tertawa lepas sembari memukul-mukul pelan bahu sang lelaki. Walaupun sebenarnya mereka hanya mabar game online! Tapi mereka kelihatan sangat asik, dan Aira merasa sedikit terusik.

"Pi, Kak Amad bentar lagi kuliah. Aira ditinggalin," cicit Aira sedih, "Tapikan, Ai. Kamu nggak siapa-siapanya, sadar diri ajalah. Dari kemaren-kemaren sudah dibilangin masih aja ngeyel suka sama dia!" ujarnya sendiri dengan menirukan gaya bahasa orang lain. "Tapikan, Pi. Akutuh ---

Aira terdiam, aku apa? Hah! Dia nggak pernah mau sama kamu Ai! Palingan dijadikan mainan kalau sampai dia mau sama kamu! Sadar diri ajalah dari sekarang! batin Aira.

Otaknya dan batinnya sedang bertengkar hebat mempermasalahkan keberadaan Farid untuk kelangsungan hidupnya. Otaknya menolak, tapi hatinya tetap ingin tinggal.

"Aku tuh ---

Air mata Aira meluruh, dan sebenarnya dirinya sadar bukan siapa-siapa. Ia hanya orang yang pengin berjalan sejajar dengan Farid, tapi kenyataannya Farid selalu di depan. Kek Yamaha! timpal batin Aira.

Sejurus kemudian dia terbahak sendiri. Ia jadi ingat seperti apa orang di dalam iklan itu yang bilang 'Yamaha semakin di depan!' . Ia mengusap air matanya yang mengalir karena menangis dan tertawa.

"Ahahaha, Tuhan nggak mau liat Aira sedih!" ucapnya sembari tertawa lepas. "Tuhan makasih! Aira nggak boleh gini! Hahaha. Yamaha," ulang Aira lagi.

"Yamaha! Ai, segitunya Allah nggak mau kamu sedih, Allah sayang kamu Ai. Yamaha!"

"Gila lu, Ai! Lu kalau punya hutang bilang aja sama gue, jangan dipikirin sendiri. Gila kan lu!" celutuk Gina sembari menjentik-jentikkan kukunya seperti orang yang ingin merapalkan mantra.

Aira mendengus kesal. Detik selanjutnya Aira memeluk Gina dengan erat. "Gin, tolong jawab pertanyaan aku, ya? Aku butuh penilaian dari kamu." Air muka Aira berubah serius. Ia perlu mempertanyakan dirinya pantas apa tidak.

Gina berusaha melepas pelukan Aira. "Iya-iya bakal aku jawab! Tapi lepas dulu nih, gue nggak mau Izroil dateng!" ucap Gina.

"Sekate-kate lu!" ketus Badali yang tiba-tiba melewati mereka.

Gina melongo sembari masih memerhatikan Badali berjalan melintasinya. Lah? Gini amat hidup gue?! batin Gina. "Bukan lu, Bad!" teriak Gina.

"Bisa, orang ganteng!"

FBD ternyata mengandung orang-orang yang PD-nya tinggi. Dari Farid, Badali, juga Dailaminya. Semua tak sungkan memamerkan yang mereka punya.

Karena kalau boleh jujur, Ahmad Farid Hanawi atau yang sering dipanggil teman-temannya Farid itu memiliki bibir ping dan wajah yang sedikit oval, dua alis tebal dan sorot mata yang tajam, hidung mancung, perawakan tinggi dan sering olahraga, juga rambut yang tidak pernah terkihat rapi, ia pandai hampir dalam segala hal. Adapun Badali, lebih sedikit pendek, mempunyai gigi-gigi yang rapi, wajahnya terbilang imut, rambut seperti Farid dan pandai bernyanyi. Sedangkan Dailami, cowok itu lebih tinggi dari Farid, kurus tapi masih berisi, suka memakai kacamata bulat dan pandai juga dalam beberapa bidang.

Garis Waktu (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang