Bab 16

126 45 31
                                    

Mari kita nonton :)

DILARANG KERAS BAPER! BACA PAKE HATI, WKWK.

MAAF CUMA DIKIT

VOMENT YA, KRISAR JUGA

*

"YA! DAN LANGSUNG SAJA, KITA AKAN MULAI DALAM HITUNGAN MUNDUR 10! KITA HITUNG BARENG-BARENG YA!" intruksi dari MC membuat segala perhatian tertuju kepada panggung hitam.

"FBD!"
"FBD!"
"FBD!"

"AZURA!"

"KAMBOJA!"

"FBD!"
"FBD PASTI MENANG!"

"SEPULUH!"

Lain halnya dengan para peserta, mereka sama-sama bersiap dengan aerphone dan komputer yang menyala, mereka benar-benar siap untuk memulai babak pertama ini. Tapi tidak dengan Dailami.

"Far, lo masih disana?" tanya Dailami.

"SEMBILAN!"

"Iya, gue masih disini. Kenapa?" tanya suara yang tersambung lewat speaker HP Dailami.

Mendengar hal itu. Badali merebut aerphone Dailami dan mulai menyuarakan kegelisahannya. "EH, FAR JANGAN LAMA-LAMA DILUARNYA. GUE PANAS DINGIN NIH!" sela Badali.

"DELAPAN!"

"Bisa diem nggak sih lo?! Gue sama Farid lagi sibuk nih!" cetus Dailami kesal sembari menarik aerphonenya yang sempat di pakai oleh Badali.

Badali mendengus dan kembali berduduk. Menyudahi andangannya dan beralih fokus kepada komputernya.

"TUJUH!"

"Lo wajib sampai sebelum detik game 1!"

"Iya-iya, gue lagi cari tempatnya nih!" sahut Farid.

"ENAM!"

"Aduh, Dea. Persiapin ya skill andalan lo!" ucap Badali gelisah.

"Banci lo!" timpal Dailami yang masih asik dengan beberapa kamera CCTV tepat keberadaan Aira.

"LIMA!"

"Lo bilang gue, banci! Kagak tau aja Izroil itu siapa!" kelakarnya marah.

"Oy udah! Tim lain diem-diem baik. Lah kita udah kekurangan anggota. Berantem pula pemainnya." Dea menghempaskan dirinya untuk senderan.

"EMPAT!"

Dailami masih sibuk memerhatikan komputer yang berisi beberapa orang yang sudah duduk di atas karpet dengan meja sedang, mereka sedang melakukan jabat tangan.

"TIGA!"

Dari CCTV depan Restoran itu, tampak Farid memarkirkan motornya dan bersegera masuk ke tempat yang diperintahkan oleh Dailami.

"DUA!"

Dailami menarik kedua sudut bibirnya. "Good boy! Lo bisa!" Ia menutup akses CCTV itu dan menekan tombol lainnya untuk memasuki Aplikasi Free Fire. Ia menoleh sebentar kepada Badali yang sudah cemas.

"SATU!"

Sorak heboh dari penonton menggema di Aula SMA Trisakti 1. Mereka menyemangati para Tim yang bertanding.

Pembawa acara nampak mulai berbincang-bincang dengan rekannya. Mereka berdua mulai menerangkan apa mereka tangkap.

"DAN SEPERTINYA PARA PEMAIN SUDAH SIAP DI LEPAS OLEH PESAWAT!"

"YA! MEREKA TURUN DENGAN BERSAMAAN, TENANG. APAKAH FBD MEMILIH GUNUNG UNTUK PENDARATANNYA? ATAU TEPI-TEPI DANAU?"

"WOWOWO! AZURA SUDAH BERLARIAN MENGEJAR PASUKAN KAMBOJA. FBD MANA? NGGAK KELIATAN INI."

Garis Waktu (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang