Bab 13

140 49 53
                                    


Selamat malam, dan selamat membaca.

Ya Allah, semoga naskah ini terbit dan memberi manfaat bagi semua makhluk-Mu.

Typo laporin
Krisar yaaa
Vote dan komen.

Dibawah ada cash Farid, pertama kali loh aku unggah! Semoga suka.
Aku udah izin kok sama dia :), jangan dicuri yaaa, wkwk. Canda

Memo Pad

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Memo Pad

Bagaskaraku

Sinarmu menyilaukan pandanganku
Sikapmu meluluhkan hatiku
Jiwa kepimpinanmu idaman hatiku.

Apa iya aku jatuh cinta?
Setelah aku mengenalnya, jujur aku menyukai nada tertawanya.

Apa iya aku telah jatuh cinta?
Mengapa setiap malam aku memikirkan perkataannya, "Dimakan Romanya, ntar bila udah waktunya gue bawa ke Roma aslinya." Aku tersenyum.
Apa dia sedang merayuku? Ah tidak!
Maksudku, apa dia sedang merencanakan masa depan denganku?

Dia, bagaskaraku
Cahaya cinta terbit untuknya
Kan ku rawat dia, sampai terbalaskan.

Dia, bagaskaraku
Rasa senang bersamanya
Semoga Allah terus menakdirkan bersama dengan sebuah ikatan suci.

Dia, bagaskaraku
Aku menunggu untuk di jemput.
Ampuni hamba, karena telah mencintai salah satu dari ciptaan-Mu.
Berikanlah takdir baik untukku, dan untuknya.

(Aira)

Aira Shafana, sedang menikmati angin sore di Taman Rumah Sakit, senyumannya masih terbit walaupun matahari kian tenggelam. Lagi dan lagi, Aira masih setia bersama Ibunya di Rumah Sakit Idaman Banjarbaru. Setelah penindakan lebih lanjut, Aisyah akan pulang beberapa hari lagi.

Mengetahui kabar itu, Aira merasa lega dengan kondisi Ibunya. Saat melihat Ibunya terbaring lemah kemarin, ada guratan khawatir mendalam dari binaran mata Aira. Ia begitu takut kehilangan orang satu-satunya yang sangat teramat ia cintai.

Tapi hari ini, ia sudah lega. Hanya memikirkan bagaimana cara untuk membayar hutang kepada Attamim. Nominalnya cukup membuat Aira takut, tapi demi Ibunya, sebisa mungkin ia mencicilnya.

Drrrtttt

Getaran benda jadul dari saku cardingan ungu membuyarkan lamunannya. Ia segera menekan tombol hijau dan mulai mendekatkannya ke telinga.

Garis Waktu (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang