"Masalah besar datang dengan kesulitan tinggi dan sedang. Ketika aku mendapatkan kemudahan aku merasa curiga, sebenarnya takdir inginnya apa? Aku kesusahan atau aku yang dilumrahkan begitu saja?"
.
Sial!
Pria itu sudah kalap melepaskan kapaknya. Sekarang tempat itu bagai kapal pecah dengan keadaan dimana tidak ada satupun barang berharga tersisa. Dia melihat rekaman di ponselnya hingga dia bergegas untuk pulang. Begitu dia kembali ke arenanya dia menemukan seorang pemuda yang kini menyenggolnya terlebih dahulu.
Kim Seokjin.
Pria bernyali besar untuk membuat ulah di areanya, banyak warga mafia disini tapi sama sekali tidak menjadi masalah untuk membuat sebuah kerusuhan. Memakai pakaian serba hitam juga topi keberuntungannya, ada tapak kuda disana dan mitos negeri barat masih berlanjut. Pria yang memiliki banyak nama samaran ini hanya bisa mendesis lalu tertawa dimana kedua tangannya menepuk senang.
Dia bisa membeli barang baru lagi akibat pemuda itu. Bermain adil menggunakan kapak yang sudah di siapkan pemuda itu untuk duel, dengan mudahnya dia membuang begitu saja senjata api dari kantungnya.
"Akan sangat tidak menarik jika aku bermain tidak adil. Aku gunakan senjata dan kau kapak, oh astaga pemuda seperti mu cukup lumayan beralih fungsi menjadi pembunuh bayaran." Dia membuka sarung tangannya, akan sangat disayangkan ada pelindung diantara baku hantam nantinya. Seseorang disana sama sekali tidak takut dia mengeratkan topinya dan memberikan mata nyalang. Dia memakai masker dan di balik maskernya ada begitu banyak umpatan yang pantas untuk dirinya.
"Sama sekali tidak masalah jika kau gunakan atau tidak, kau yang membuat masalah dan kenapa aku yang harus menanggung nya. Katakan padaku, kau bukan yang menusuk ayahnya V!" Rekam jejak dirinya akan bertambah menjadi lebih buruk sekarang. Kedua kakinya memasang kuda-kuda, dengan tangan sudah direnggangkan.
Keberanian yang besar datang hingga senyuman itu memberikan sebuah petunjuk. Seperti nya ada yang salah paham, "aku tidak pernah membunuh siapapun kecuali target. Targetku itu kau dan membawa Taehyung pada pemilik sesungguhnya. Ketika kau bicara seperti itu justru aku tersinggung, sungguh kau mengatakan hal itu dengan percaya diri ya."
Gerakannya cepat dan meninju lawannya dengan kuat, dengan tangkasnya kedua tangan itu menahan tenaganya. Seokjin merasa sakit tapi dia langsung melakukan gerakan menendangnya hingga lawannya bergeser mengernyit. "Boleh juga aku senang bisa mendapatkan lawan kuat dan badas seperti dirimu."
Bukan otot yang akan menentukan keberhasilan tapi taktik dari otak. Dia yang sudah mulai berperang tidak akan kalah, dia yakin bahwa kematian lawannya akan menjadi titik terang selanjutnya.
"Berdoa saja agar Tuhan menolong mu, karena aku sama sekali tidak akan membiarkanmu menang." Yang dia pikirkan adalah nasib V, tak akan dia biarkan bagaimana orang itu menyentuh adiknya dengan tangan kotor. Melihat keadaan disini membuat dia berputar dalam otak, harus bagaimana dan apa yang di lakukan. Dia masuk dalam kandang singa dan tak akan mungkin bisa keluar selain mengalahkan sang raja.
Pembunuh itu juga terlihat santai menepis serangan Seokjin, baginya namja di depannya bukan manusia yang cukup kuat menghadapinya. Hanya manusia penuh kejutan dengan tatapan meremehkan saja. "Aku akan dapatkan adikmu, setelah itu aku akan kaya. Kau terlalu percaya diri karena hal itu pula kau bisa saja jatuh."
KAMU SEDANG MEMBACA
You're a Little Late (Sad Story Jintae) END ✓
Fanfiction[Sequel dari buku pertama 'If You're a Little Late']✓ 'Aku adalah V, namja penggoda dengan gairah penuh dan panas, dengan nama jalang yang telah aku sandang selama ini. Katakanlah aku menyimpang, katakanlah aku adalah sesuatu yang buruk. Tapi kenap...