"Para pengkhianat datang saat mereka menjadi kawan. Dan kawan datang saat mereka membutuhkan."
(Author ***** POV)
(Flashback ***** ON)
Yoongi hanya mengikuti bagaimana alamat itu tertulis padanya. Di belakang ada temannya yang dia khususkan untuk ikut, dia sengaja mengajaknya karena anggapan bahwa hari ini memang penting. Entah apa itu yang pasti seseorang disana memastikan bahwa kedatangannya sangat ditunggu.
"Yoon, bisakah kau jelaskan kenapa kau membawa aku kesini?" Seseorang dengan kacamatanya seakan terusik dia sendiri masih sibuk dengan tugas skripsi perkuliahannya yang menggunung.
"Kenapa kau kesal, aku membawamu karena ada hubungannya dengan jurusan yang kau ambil. Aku ingin kau menemui seseorang dan aku yakin kau tidak akan menyesal." Dia sudah terlalu percaya diri bahkan membawa Seokjin saja harus dengan bujukan besar. Mau tidak mau sebagai sahabat sejati manusia itu menurut saja karena selama ini hubungan mereka seperti timbal balik.
Seseorang datang dengan menggunakan jas putihnya dimana dia baru saja memasukkan salah seorang korban terluka ke dalam ruangan perawatan. "Yoongi, senang sekali kau datang hari ini. Aku pikir kau tidak jadi karena aku sama sekali sudah berspekulasi buruk terhadapmu hahahaha..." Candanya dengan menepuk pundak itu akrab, dia sama sekali melakukannya hanya untuk menyeimbangkan suasana agar tidak terlalu tegang.
"Ya ya ya, aku tahu kalau lawakan mu sungguh tidak lucu. Hei apa kau mau kenalan ini temanku Kim Seokjin, aku sudah membawa dia sebagai janji."
Seokjin mengernyit heran saat dia mendengar hal itu. Yoongi mengatakan hal itu sama seperti melakukan jual beli pada barang, karena sedikit tidak lucu membuat dia meloloskan jitakan di atas kepalanya lumayan keras. Hal itu membuat si empu berteriak kesakitan tanpa disadari.
"Kau bicara apa?! Seenaknya saja. Kalau aku tahu begini aku akan pulang saja." Dia sedikit emosi meskipun ini area ketenangan. Chanyeol dokter yang ramah sehingga membuat suasana seperti semula, tapi Yoongi hampir menjadi perkedel ayam yang maniak.
"Kau pasti Seokjin, aku disini ingin menemui mu karena sesuatu. Bisakah kita masuk ke dalam ruangan ku, aku dengar dari Yoongi kalau kau kuliah jurusan psikolog. Aku akan mengatakan padamu bahwa aku punya penawaran menarik sekaligus ada kelebihannya. Bagaimana?"
Sedikit terkejut saat dia mendapatkan persoalan sedikit menggiurkan. Kebetulan sekali dia membutuhkan uang sebenarnya untuk biaya hidup dan sekolah adiknya. Terlebih lagi dia akan lulus dengan ketuk palu. Sebaiknya dia tidak membuang kesempatan yang datang dari bantuan temannya itu. "Yoon, kau melakukan satu kebaikan untukku. Apakah itu benar?" Rasanya ada yang melompat senang sekarang tapi namja tampan itu tentu saja menahan hal itu agar tidak terlihat bobrok di depan umum.
"Kau tahu, bahkan kau sudah menjitak ku. Aku peduli padamu makanya aku melakukan hal ini." Bibirnya cemberut saat dia mengatakan hal itu. Seokjin merasa tidak bersalah sama sekali dan dia justru terkekeh dengan ramah.
Ketika Chanyeol beralasan tak punya banyak waktu dengan segera keduanya bergerak masuk ke dalam. Belum sampai di ruangannya kegaduhan terjadi ketika salah seorang perawat jatuh terjungkal ke belakang.
"Dok pasien mengamuk, apa yang harus kita lakukan?" Salah seorang suster yang masih baru sedikit ketakutan, pemuda yang tengah berhalusinasi dengan ketakutannya melempari apa yang ada di depannya dengan benda di sekitarnya seperti bantal. Teriakan keras meminta agar ayahnya menjauh adalah salah satu andalan dirinya untuk mencoba menghilangkan pria itu dari pandangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're a Little Late (Sad Story Jintae) END ✓
Fanfic[Sequel dari buku pertama 'If You're a Little Late']✓ 'Aku adalah V, namja penggoda dengan gairah penuh dan panas, dengan nama jalang yang telah aku sandang selama ini. Katakanlah aku menyimpang, katakanlah aku adalah sesuatu yang buruk. Tapi kenap...