"Beribu kesialan satu keberuntungan, hidup tidak secantik kelihatannya. Mudah bicara tapi sulit dilakukan, sama saja dengan apa yang kau lakukan tidak bisa di lakukan dengan benar."
(Author ***** POV)
"Kau keterlaluan, kenapa kau menyebut nama adikku dengan cara bicaramu!" Seokjin mendekat ke arahnya, dia menahan tubuhnya dengan telapak tangan yang disentuh pada dinding di belakangnya. Tapi V bukan orang pengecut seperti di pikirannya, "kau lupa ya siapa yang sukses memecahkan kaca mobil tadi siang, aku bisa saja melakukan nya di wajahmu sampai babak belur."
Bukan ancaman biasa, hanya saja Seokjin menggampangkan itu semua dengan kata-kata yang memutar balikkan nyali namja muda di depannya. "Oh, sekarang kau mengancam ku. Setelah apa yang aku lakukan padamu, kau bisa saja mati di tangan pria itu V."
Kenapa semakin rumit, sampai sekarang V belum bisa mentolerir apa yang harus dia lakukan. "Kau sangat egois bisakah kau gunakan otak mu, jika kau marah karena aku menyebut Taehyung adikmu menyedihkan. Kenapa kau malah mengira aku Taehyung adikmu, dan lagi aku bukan dia yang terlihat menyedihkan." Bibirnya bergerak kesal dan terkatup marah. Sama sekali tidak peduli dengan siapa dia bicara dan bagaimana akan suasana hatinya.
Seokjin menelan ludahnya, melihat bagaimana tingkah V sebegitu menyebalkan membuat dia berusaha menahan diri. Tapi bibirnya berusaha dengan sengaja, sengaja agar dia membuat kesalahan dan sengaja agar dia bisa menjauhi keberadaan nya. Seokjin pikir itu adalah tantangan.
"Yeah, aku berani bertaruh kau bukan kakak yang baik. Lalu bagaimana seorang Taehyung pergi, apa karena dia tidak tahan dengan tingkah mu hmm..."
Ini sudah keterlaluan, cara bicara tak termaafkan lagi. Seokjin melihat bagaimana senyuman itu menjadi menyepelekan dirinya, lalu pada akhirnya dia memejamkan mata sebentar meski berhadapan dengan dia.
"Jangan sembarangan bicara V, kau tidak tahu berhadapan dengan siapa bukan?" Dia sudah berusaha memberitahu, tapi hal itu seperti isapan jempol baginya.
V melihat bagaimana kedua tangan itu menahan amarah dengan cara mencengkram, dia bahkan menatap kedua mata Jin dengan tajam serta tertawa dengan lirih dan remeh. "Bisakah kau diam, kau membuatku kesal V." Menelan ludah dengan sabar, tapi bohong jika dia sama sekali tahan dengan ucapan tajam namja muda itu.
Pada akhirnya tangan itu bergerak cepat seolah bergerak sendiri dan melakukan tugas yang semestinya tak dia lakukan.
Tercekik...
Akankah dia akan mati karena di bunuh oleh manusia di depannya, semakin lama dia melawan maka kerongkongannya semakin di tekan dengan kuat. Tak mampu menghirup oksigen dan kehilangan daya nafasnya sampai batas rendah. Beberapa kali dia tersenyum seolah dia tidak takut dan mengatakan bahwa dia berhadapan dengan manusia bodoh di muka bumi.
Tapi, ketika emosi itu tercipta. Dia semakin terjebak dalam rasa dimana setiap detiknya dia membutuhkan satu oksigen.
"Uhukkk hhhhh uhukkk! Akh, sialan... Kau sangat kejam dari yang aku duga uhukkkk!" Tubuhnya jatuh begitu saja dari cengkraman lehernya, dia tertunduk bersimpuh dengan leher sakit dan batuk luar biasa. Sementara Seokjin jatuh lemas di atas lantai dan memperhatikan manusia di depannya, dia berusaha membunuhnya dengan emosi tak terkendali.
Permainan macam apa ini? Kenapa dia sama sekali tidak bisa mengontrol laju kewarasannya. Kedua tangannya bergetar dan dia lihat telapak itu secara nyata, dia baru saja mencekiknya dan hampir membuat V kehilangan kesempatan untuk hidup.
"Kau bodoh sialan! Akhh, kau pembunuh hmm.. asshhh leherku rasanya terbakar." V menyentuh bagian kulit lehernya, sialnya itu terasa sakit karena pada saat bersamaan dia menyentuh bagian lukanya. "Kau ingin membuat leherku putus ya, sebenarnya kau manusia atau bukan!" Kesempatan untuk bisa melepaskan kemarahannya, suara membentak dan menyalahkan tingkah Seokjin atas apa yang dilakukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're a Little Late (Sad Story Jintae) END ✓
Fanfiction[Sequel dari buku pertama 'If You're a Little Late']✓ 'Aku adalah V, namja penggoda dengan gairah penuh dan panas, dengan nama jalang yang telah aku sandang selama ini. Katakanlah aku menyimpang, katakanlah aku adalah sesuatu yang buruk. Tapi kenap...