"Kalah atau menang, hidup atau mati. Manusia punya pilihan untuk memilih apa yang ada di depan matanya. Setidaknya manusia tidak langsung menyerah walau dalam keadaan terjepit sekalipun."
(Author **** POV)
Seokjin manusia paling malas mencari keributan. Selama ini dia diam atau mengalah pada adiknya, orang lain dan hal tak penting menurutnya. Dia tidak pernah membuat kesalahan dan wajar jika kecelakaan kecil bisa saja terjadi di dalam hidupnya. Bukan karena dia terlalu menggampangkan sesuatu atau tipe manusia paling santai.
Tapi....
Dia tidak selamanya tergantung pada satu pedoman saja. Hal tak penting dia abaikan dan mementingkan hal lainnya juga. Kini berhadapan dengan penjahat bukan mimpinya tapi sebuah takdir yang menginginkan dia untuk lebih berjuang dalam mempertahankan hidup. Dua buah samurai seperti siap saling beradu dan benda tajam itu akan menusuk satu sama lain jika tidak awas.
Seokjin yang masih kaku memakainya dan pria itu yang sangat lihai, alasan dia memakai benda itu karena dia sudah berjanji pada Taehyung akan memenggal kepala ayahnya dengan tangannya sendiri. Meskipun dia tahu bahwa apa yang dia janjikan cukup sadis.
"Kau ingin membawa dia pulang, tapi apa kau tidak punya rasa malu setelah kau membuat dia kecewa padamu." Bukan pujian tapi remehan, sementara pria itu membuang ludah sebagai tanda bahwa dia pernah ada disini. Hal menjijikan dilihat Seokjin dan dia menjadi mual. "Tidak sama sekali, aku yakin dia akan lebih kecewa jika tahu kalau kau ayah yang tidak baik." Benda mengkilap itu membiaskan cahaya lampu, ruangan disana kedap suara tapi suara bising diantara mereka yang semangat bertarung bahkan hampir mati. Termasuk Yoongi yang adu jotos dengan dokter Park disana.
Lalu V? Dia hanya berbekal sebuah tongkat kayu di tangannya untuk mengalahkan mereka berbadan besar disana. Dia tidak bisa bertarung dengan lihai tapi kalau takut dia bisa punya tenaga besar untuk sembarangan memukul hingga kepala bocor. "Astaga aku hampir saja menghabisi orang itu huhuhu.... Appa, aku takut oh astaga..." Tangannya bergetar tapi erat dalam memegang benda itu, bukan hanya itu saja dia memukul lagi dengan babi buta.
Bukan V ingin tapi kenyataannya karena desakan mereka yang menggunakan senjata pisau membuat dia nekat. Padahal dia kena peluru, hanya saja karena Yoongi yang langsung mencokel cepat dan kepepet V harus bisa melindungi dirinya sekarang. "Ya ampun seharusnya aku istirahat tapi kenapa aku malah memukul orang. Appa, ayo pulang aku harus istirahat dan jangan disini. Berbahaya appa..." Sang anak berada di sampingnya, dia meminta agar ayahnya segera sadar tapi ternyata pria itu diam saja.
Yoongi dari kejauhan memperhatikan hal itu dan membuang senjata Chanyeol sampai dia menendang pria itu juga. Tentu saja dokter itu jatuh tersungkur ke belakang, tapi bukan berarti Yoongi menang. "V jangan dekati ayahmu, dia bukan ayahmu dia sedang dalam pengaruh obat. Dia meminum narkoba!" Teriaknya dengan keras tapi hal itu tidak membuat V gentar karena dia berfikir kalau ayahnya masih sama jika bersama dengannya.
"Tidak mungkin kalau ayahku akan melupakan ku. Aku anaknya, bagaimana bisa dia lupa denganku." Tegasnya dengan keras dimana dia sama sekali tidak mau percaya, mendengar hal itu Chanyeol tersenyum miring. Dia melihat bagaimana V disana seperti tidak punya pendirian dan keras kepala. "Bodoh! Aku sudah mengatakan kebenaran padamu, tapi kenapa kau malah tidak percaya!"
Duaghhh!
Sejak kapan Chanyeol bangun dan menghantam dagu bawahnya, rasa sakit menjalar saat dia bertahan. Giginya merasa rontok sekarang, dan meludah hingga darah menempel disana. "Kalau kau ingin menang. Fokus saja dengan musuh mu jangan belok ke lain." Dia melepaskan jaketnya dan hanya memperlihatkan tubuhnya yang kekar terbalut kaos putih miliknya. Dia sama sekali merasa panas dan gerah untuk menghabisi orang tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're a Little Late (Sad Story Jintae) END ✓
Fiksi Penggemar[Sequel dari buku pertama 'If You're a Little Late']✓ 'Aku adalah V, namja penggoda dengan gairah penuh dan panas, dengan nama jalang yang telah aku sandang selama ini. Katakanlah aku menyimpang, katakanlah aku adalah sesuatu yang buruk. Tapi kenap...