Bring it (24)

87 10 0
                                    

"Suatu saat nanti, apa yang di sebut dengan takdir itu akan terjadi. Tinggal menunggu saja waktu datangnya. Saat itulah semua menjadi jelas."

(Author ***** POV)

Ingin lolos percuma, karena dia sudah terjebak pada sebuah lingkungan dimana dia terlalu menikmati perannya. Dia bisa saja menepis tapi hawa panas dalam tubuhnya memang menguasai segala kewarasan dalam deru nafasnya.

"Seharusnya aku melawan tadi, kenapa aku malah menerima dan membuat semua mengalir. Oh V, apa yang kau tahu selain seks?"

Dia menatapi kedua tangannya yang sedikit kasar pada kulitnya. Dia juga melihat ada bekas luka dan gigitan laknat dia dapat dari manusia mesum itu. Seharusnya dia memukul, menghajar atau menendang bagian masa depannya. Seharusnya dia melakukan hal itu, sebuah pemberontakan yang mana dia tidak ingin melakukannya di luar jam kerja.

Efek obat itu memang masih ada hingga dia melakukan pembersihan mulutnya dengan air. Wajahnya sayu dan capek, dia ingin Seokjin melupakan hal itu juga karena Dewi Fortuna ingin ada di pihaknya.

"Seks yang gila, kalian bahkan menghancurkan sofa ku." Ada yang protes tapi bukan V, ada yang mengomel tapi bukan Seokjin. Dia adalah si pemilik studio terhormat yang mempunya kompeten luar biasa. Melihat keadaan Sofanya yang mengeluarkan kapuk akibat pertempuran panas itu membuat Yoongi ingin melayangkan ganti rugi jika tidak ada hati.

"Sialan, ini semua karena mu! Jangan harap aku akan menggantinya. Kau tidak akan dapat!" V melempari namja itu dengan botol bekas air mineral di sampingnya, hampir saja kena kepala karena Yoongi berhasil menghindarinya.

"Silahkan marah, toh emosional mu netral. Jika aku jadi kau aku akan berfantasi lebih liar lagi." Ungkapnya dengan meringis, sementara V justru tidak mau menunjukkan muka untuk sementara menit.

Semua sudah terjadi, dia melaknat manusia bernama Min Yoongi karena sudah membuat dirinya terjebak dengan manusia itu. Menyebalkan memang saat dia merutuki bayangannya yang berantakan, bagaimana tidak? Rambutnya berantakan dengan siluet tidak bahagia disana.

Sekarang masih menunjukkan pukul satu siang. Cuaca terlampau panas saat matahari meninggi, V tidak peduli jika dia harus memakai kaus oblong. "Katakan saja jika kau menikmati hal itu, kenapa kau malah merengut begitu?" Yoongi datang dengan gayanya, dia memberikan minuman pengar kepada V.

Respon yang bagus karena dia menangkap minuman kaleng itu dengan satu tangan. Bukannya apa hanya saja, hal seperti ini tidak mudah diselesaikan dengan sekaleng minuman anti mabuk. Dia mentertawakan apa yang sedang terjadi dan apa yang sudah terjadi padanya. "Sungguh aku sama sekali tidak mengerti jalan pikiranmu dude. Bokongku sakit dan kau harus bayar aku lebih besar!"

"Apa yang kau bilang, memangnya aku- AAAWWWWW SIALAN KAU aiissshhhh... Kakiku sakit bodoh!" Gerakan kaki satu melompat dengan dia menatap tajam V yang tengah terkekeh ke arahnya. Dia mendapatkan lidah di julurkan sebagai lelucon semata. V tertawa dengan apa yang dia anggap lucu dan melihat manusia itu meringis sakit tentu saja dia terbahak dalam hati.

Satu serangan telak ketika namja muda itu menginjak keras kaki Yoongi  sampai otaknya tak mendidih. Dia benar-benar marah saat ini karena pada dasarnya dia datang untuk membantu malah membahu. "Kau salah besar karena sudah membuat masalah, apa kau tidak tahu bahwa aku sedang ingin libur melayani orang huh?!" Dengusan nafas sebal dengan kedua mata memicing emosi.

"Kau saja yang salah paham, toh aku ingin mencoba membuat kalian akrab. Sekarang lihatlah, kepuasan batin sudah kau dapatkan. Aku bisa memilih pemain hebat untuk orang seperti mu." Yoongi duduk dengan santai dan meminum cola miliknya. Manakala dia  melihat adegan itu dengan nyata, dia tentu saja tidak terpancing tapi untuk anak di bawah umur dia bisa saja melarang keras.

You're a Little Late (Sad Story Jintae) END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang