What I've Done (10)

171 22 2
                                    

"Orang bilang masa dewasa masa yang indah dengan segala yang kita dapatkan bisa dicari. Ada yang meraih dan ada yang menggapai, tapi banyak cara dan jalur berbeda. Sama halnya dengan dosa setiap manusia yang diambil dengan cara berbeda. Tak satupun yang tahu bagaimana kehidupan masing-masing orang."

(Author **** POV)

Yoongi rasa sudah cukup untuk dia makan hari ini, setelah kejadian perdebatan kecil yang membuat ricuh dan gaduh. Hanya saja dia bisa melihat bagaimana sifat Seokjin yang diam saja, sudah beberapa tahun dia berteman dia lebih memahami sifatnya itu.

"Kau tak apa, jangan sampai sampanye menyentuh lidahmu. Kau harus ingat kadar darah dude." Dari luar jendela Yoongi menepuk pundak lebar itu dan dijawab anggukan lesu olehnya. Sementara V disana diam dengan pandangan kosong.

Tak ada yang berani mengusiknya karena sesuatu dari dalam hatinya tengah terluka. Meski Seokjin beberapa kali mencoba memanggil namanya hanya lirikan saja yang dia terima.

"Dimana rumahmu aku akan mengantarkan mu." Jin berusaha akrab walau ada penolakan dari sudut mata V. Hembusan nafas beratnya menunjukkan bagaimana namja muda itu tak suka di ganggu, tapi salahkan Seokjin yang kekeh untuk mengungkap identitas V secara mutlak. Terlebih dia baru tahu bahwa V bukan akan kandung wanita itu.

Wanita yang V panggil sebagai ibu. Meski dia melihat bagaimana masalah ricuh terjadi hingga menimbulkan kerugian di pihak rumah makan. "Aku akan mengantar mu bagaimana? Lagi pula kakimu pincang karena terkilir, aku akan bertanggung jawab karena kau adikku." Tak lupa dengan ucapan di akhir kalimatnya, rasanya membuat mood namja muda itu semakin buruk.

Sudah tiga menit diam ditambah lagi beberapa musik di radio tak bisa memberikan kesan semangat sedikit pun. Terpaksa dia matikan sebagai bentuk ketenangan, hanya saja Seokjin merasa geram dengan sikap pemuda di belakangnya. "Taehyung bisakah kau dengar aku, kenapa kau membuatku kacau dengan mengkhawatirkan mu!" Ucapan kesal dan marah keluar dari mulutnya membuat pemuda itu bicara sedikit keras.

"Berhenti!"

Tidak... Seokjin bahkan mempercepat laju mobilnya, dia sama sekali tidak mau mendengar apa yang dikatakan oleh pemuda di belakangnya. Tapi berbeda dengan V yang menarik nafasnya cepat dan galak.

"Aku bilang berhenti, kenapa kau sama sekali tidak mau mendengarkan ku huh!" V berteriak hingga suaranya serak, tapi sepertinya namja itu tidak peduli.

"....." Semakin keras dia mendengar teriakan V, semakin cepat dia menginjak gas dan membuat mobil melaju memecah keramaian aspal. V berteriak berhenti hingga telinga si pengendara berdengung.

"Turunkan aku bangsat!"

Mobil itu berhenti mendadak di pinggir jalan, keduanya sempat terhuyung ke belakang. Tapi hal itu tak mengindahkan V untuk melakukan niatnya, dia ingin lepas dan tidak mau ikut urusan dengan pria di sampingnya.

"DIAM TAEHYUNG JANGAN BERTERIAK DI TELINGAKU!" Seokjin membungkam pemuda itu dengan teriakannya. Bukan main hingga namja muda itu langsung tercekat. Dia melihat sisi Seokjin yang belum dia lihat selama beberapa kali dia bertemu dengannya. "Kau gila! Aku bukan Taehyung, berapa kali aku mengatakan padamu!" Dia menarik kerah baju itu bahkan dengan keras dia mengatakannya, tatapan matanya tajam seperti elang dan berkaca. Antara menangis dan kesal.

"Tahu apa kau, namaku V! Aku V bukan Taehyung atau siapa itu. Memangnya siapa hak mu!" Ingin sekali pemuda itu menghajar wajahnya, dia menatap dengan emosi dan mempunyai beban menyesakkan dalam dadanya. Ini bukan permainan tapi kenapa semua ini membingungkan dengan kedatangan seseorang yang mengaku sebagai bagian dari Taehyung.

"Aku tahu kau V tapi setiap kali aku melihat wajah mu, aku melihat Taehyung adikku. Kau pikir aku waras? Tidak aku serius mengatakan bahwa kau adikku, Kim Taehyung."

You're a Little Late (Sad Story Jintae) END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang