"Bayangan semua manusia nampak sama, hitam dan mengikuti langkah kemanapun mereka berjalan. Yang berbeda adalah bagaimana bayangan itu melakukan tindakan, karena tabiat raga berbeda."
(Author ***** POV)
Perban itu menyambung dan membelit luka itu. Sudah dua hari dia malas keluar dari persembunyiannya yang nyaman. Menenteng satu kotak makanan yang masih hangat, Seokjin juga tidak memperhatikan penampilannya. Dia seperti seorang anak kost yang baru bangun tidur ketimbang penampilan kaya yang sering dia tujukan pada beberapa orang.
Sudah pukul delapan malam dan perutnya membabi buta untuk berbunyi keroncongan. Andai saja dia punya keluarga atau istri di rumah mungkin hidupnya akan jauh lebih membaik ketimbang luntang-lantung seperti ini.
"Aku penasaran bagaimana keadaan Jungkook ya, dia paling suka makanan yang aku bawakan ini." Aromanya menyengat, bau ayam goreng dengan bumbu kacang yang khas. Dia merasa bernostalgia hanya karena satu kotak makanan ini. Ingin cepat rumah sehingga memperlebar kakinya untuk berjalan.
Belum juga dia sampai seseorang seperti menghalangi jalannya, keduanya menatap dengan tatapan meremehkan dan meminta upeti kepadanya. Salah satunya mengulum permen di mulutnya, rasa asam manis menyentuh lidahnya.
"Sepertinya kau kaya, berikan kami uang! Kau boleh lewat disini." Tertawa remeh dengan dirinya yang menyenggol bahu temannya. Salah satunya tersenyum setuju dengan tatapan melihat kantung kresek yang dia bawa. Dari baunya mereka merasakan lapar tapi tidak punya uang dan memalak.
Seokjin tidak punya urusan apapun dengan mereka, dia lebih memilih pergi tanpa membalas satu katapun ucapan dua berandal pengangguran itu.
"Jangan remehkan kami dude. Cepat beri kami uang karena kau boleh lewat dengan keadaan aman." Dia berceletuk seakan mereka jagoan, membuat Seokjin memutar bola matanya malas. Ini sekitar kota tapi jalan sudah tidak terlalu banyak orang karena berada di gang sempit.
"Aku tidak punya dan ini jalan umum. Lakukan saja semau kalian, tapi jangan ikut campur urusanku." Tatapan tajam dengan bibir yang ingin mengumpat, beruntung sekali mereka karena dirinya sendiri masih punya kesabaran. "Kau berani juga tapi kami tidak akan membiarkan mu begitu saja."
Oke, perjalanan pulang kali ini sedikit tidak mudah karena dua kunyuk sialan yang mengemis pendapatan manusia lain. Dengan perlahan dia menurunkan makanan itu di atas aspal yang dia pijak. Tatapan tidak ada ampun seolah merasuk ke dalam diri Seokjin dia dengan gamblangnya menarik lengan bajunya seperti siap untuk menunjukkan siapa dirinya.
Dua orang itu seperti siap untuk memainkan manusia di depannya. Keduanya juga yang mendekati Seokjin untuk siap menghajarnya.
Kucing pun takut mendekati manusia yang siap untuk baku hantam. Mungkin Seokjin kalah orang dengan dirinya sendiri menghadapi dua orang yang rakus, tak di pungkiri bahwa dia cukup handal dalam bertarung.
Bugh!!
BRAAAAKKKK!
Sedikit terengah dengan meludahkan air liur di mulutnya. Sungguh merepotkan memang saat dia membekuk dua orang yang mencari mati padanya. Haruskah dia bertindak berlebih kali ini?.
Dengan mudahnya dia mengangkat lengan berandal itu sampai memberikan nafas penuh emosi kepadanya.
"Kau sudah puas, atau aku perlu patahkan tangan kananmu ini dude!" Serpihan kata tak berarti bagi beberapa orang, sangat amat menakutkan bagi pria yang malang itu. Salah satu temannya sudah ambruk babak belur dan terbaring di atas tanah pingsan.
Si pelaku seperti tak bisa melakukan apapun dan menatap lawannya dengan tatapan takut.
"Masih mau aku hajar lagi?" Tantang Seokjin dengan satu bogeman yang akan dia daratkan, tapi namja di depannya memohon ampun supaya di lepaskan. Siapa bilang Seokjin akan melakukannya dia sekali mencoba untuk menyakiti orang yang berani memalak dia tidak akan pernah kena ampun.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're a Little Late (Sad Story Jintae) END ✓
Fanfic[Sequel dari buku pertama 'If You're a Little Late']✓ 'Aku adalah V, namja penggoda dengan gairah penuh dan panas, dengan nama jalang yang telah aku sandang selama ini. Katakanlah aku menyimpang, katakanlah aku adalah sesuatu yang buruk. Tapi kenap...