"Jika kau memang benar apa yang sedang aku pikirkan maka aku mengaku kalah. Karena aku ingin sebuah bukti, dan bukannya kebohongan."
(Author ***** POV)
Saat itu, ketika semua baik saja menurutnya. Dimana mendung menunjukkan sebuah kelabu di langit, burung camar pergi ketika ombak menyerang daratan. Dia tidak bisa mengelak ketika tubuh itu hampir mati tenggelam, terdampar dan akhirnya tangan itu merasa basah karena air asin.
Kim Seokjin tak sengaja jatuh terpeleset di atas tebing dengan kaki yang terluka. Dia bangun saat merasa bahwa nyeri di kakinya menyerang, dia hampir mati tenggelam ketika air asin berusaha menarik dia kebawah. Gelembung oksigen sempat keluar dari mulutnya, dan atas ijin Tuhan dia akhirnya bisa selamat.
Tapi sayang ada yang bilang dan membuat namja itu membola pada pandangannya di kedua mata. "Dimana buku Taehyung, dimana buku adikku?!" Bangun dengan kalap dan hampir menyakiti dirinya sampai ada ringisan di bibirnya. Kakinya nampak bergetar sedikit dan bekas membiru.
"Kemana buku adikku, tidak... Tidak mungkin jika hilang. Buku harian itu dimana, oh Tuhan... Tidak mungkin hilang. Tidak!" Dia menggeleng kuat dengan teriakan keras, suaranya menggema dan membentur deburan ombak. "Akhhhh... Aku tidak boleh kehilangan buku itu. Aku tidak bisa!" Dia memaksa bangun walaupun jatuh.
Dia basah kuyup dan angin pantai menerpanya hingga menggigil. Dia memaksa berjalan walau dia tahu kakinya akan bengkak, buku catatan Taehyung adalah hal terpenting dalam hidupnya. "Jangan... Aku tidak boleh kehilangan buku itu. Tidak mungkin aku kehilangan itu. Tuhan jangan ambil barang kesayangan adikku, tolong bantu aku Tuhan akhhhh!"
Meski niatnya besar tapi tubuhnya menyerah begitu saja. Kedua kakinya sudah tidak kuat menopang tubuh lemas itu, dimana dia hanya bisa menggenggam pasir di kedua tangannya. "Arggghhh! Sakit, kenapa aku bisa seperti ini aarghhh!" Digigitnya bibir bawah itu kuat sampai berdarah, kedua matanya menjadi buram. Pandangannya juga mendadak kabur hingga kepalanya pusing.
Kedatangan Yoongi seperti sebuah penolong, dia sudah mencari dari ujung pantai di bagian selatan. Berlari begitu cepat menghampiri namja itu, dengan kedua mata yang hampir kelilipan akibat deburan ombak dan angin menerpanya. "Seokjin syukurlah kau selamat, aku sudah memanggil bala bantuan dan mereka akan datang." Suaranya pecah di udara, Seokjin semakin kerasa dalam ringisan nya hingga kedua matanya pecah dalam rasa sakit.
"Bertahanlah mereka sudah mendekat, jangan sampai kau pingsan Seokjin!"
Yoongi bahkan menutupi luka pada kaki itu dengan kain pada kausnya. Dia melihat bagaimana darah terus keluar dari dagingnya, ini buruk dan akan jadi infeksi jika dibiarkan. "Yoon, tolong temukan buku catatan Taehyung, buku itu hilang ada yang mengambilnya dan aku mengejar buku itu. Hhhh... Dia bukan orang sembarangan Yoon... Arggghhh!"
"Bicaranya nanti saja, sekarang obati dulu lukamu. Aku akan membantumu menyelidikinya." Diangkatnya tubuh itu sampai dia sedikit oleng, tubuh Seokjin memang berat dan dia akui itu. Tampak pasrah dengan kedua matanya, dia juga dendam dengan seseorang yang sudah mencuri benda berharganya. Ketika dia terpleset seperti ada yang tersenyum, tersangka itu mencoba membunuhnya.
"Bantu aku Yoon, kau tahu bagaimana aku menyayangi benda itu."
Jawaban yang tak di balas bahkan anggukan kepala saja tidak. Yoongi fokus dengan pikiran lainnya. Sampai sekarang dia tidak bisa mengatakan dengan pasti, bahwa sebenarnya ada kemungkinan kalau Taehyung masih hidup dan kisah ini akan berlanjut hingga kebenaran terjadi.
"Aku tidak akan menjamin jika aku menemukannya. Tapi aku akan coba." Mau tidak mau Seokjin harus setuju dengan ungkapan itu dan kata Yoongi sebagai sebuah dasar untuknya. Entah kenapa ombak ingin sekali dia ada disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're a Little Late (Sad Story Jintae) END ✓
Fanfiction[Sequel dari buku pertama 'If You're a Little Late']✓ 'Aku adalah V, namja penggoda dengan gairah penuh dan panas, dengan nama jalang yang telah aku sandang selama ini. Katakanlah aku menyimpang, katakanlah aku adalah sesuatu yang buruk. Tapi kenap...