"Dunia gelap dan setan hanya untuk manusia telah dewasa dengan pikiran masuk akal. Lalu saat yang muda masuk sangat mudah dijerumuskan, hal begitu fasih ketika seseorang kembali dalam kebobrokan."
(Author ***** POV)
Jungkook begitu bobrok jika dia harus menuruti kata hatinya untuk pergi dari rumah yang sudah dia injak tadi. Tapi semua itu sudah dihalangi oleh seseorang yang sadar bahwa dia memang tidak boleh mencapai sebuah batasan. V membuang puntung rokok dari mulutnya dengan sekali hempas, dia begini ketika dia frustasi memuncak.
Seokjin bersamanya dalam satu kamar, dia yakin adiknya tidak lari karena dia mendengar sendiri bagaimana Jungkook menggunakan airnya untuk mandi. Seokjin memberikan satu cangkir penuh latte. Seorang tamu harus di suguhkan minuman. V menerimanya walau dengan senyum tipis dan mata berkedip menggoda seperti biasanya.
"Aku terkejut, dan terima kasih sudah membuat adikku tidak pergi lagi. Kau tahu, dia bahkan tidak mendengar kan diriku sekalipun." Dia memainkan pikirannya dengan ungkapan banyak hal mengenai adiknya. V bisa melihat bagaimana manik mata itu menyimpan segala masalahnya, membuat namja muda itu meneguk kopinya.
"Bukan salahmu, karena adikmu memang begitu. Tapi aku tidak membela siapapun disini, hanya mengamati hal dari kacamataku bahwa sebenarnya kalian berdua sama-sama keras kepala dan sulit dimengerti." Memberikan mata centilnya, namja muda itu seolah bisa menebak dengan begitu tepat. Dia patut berbangga karena bagaimanapun tebakan seorang V tidak akan pernah salah. "Kau bisa mengatakan hal itu, tapi bagaimana agar aku bisa membuat adikku luluh. Dia sendiri mengatakan padaku, bahwa dia benci padaku karena dekat dengan Taehyung." Entah kenapa dia malah membuat kesalahan fatal sepertinya.
V tidak akan mengatakan panjang akan tetapi jika masalah internal dalam keluarga hanya orang lain. Rasanya sangat tidak etis hingga dia tersenyum mengejek. "Kalau begitu biasakan dia dengan seorang Taehyung. Katakan padanya karena kau punya dua adik bukan satu. Meski sulit, tapi apa akan sangat etis membuat adikmu cemburu dan benci dengan adik lainnya?" Dia menekuk kakinya dan duduk dengan sombong. Namja sosialisasi kuasa tinggi.
"Aku tidak ingin seperti itu, karena aku ingin yang terbaik. Sepertinya aku banyak bicara." Seokjin tertawa bodoh dengan suara sendu. Dia bahkan mengambil rokoknya dan menghidupkan untuk stress. V mengambilnya dan membuang nya langsung dia sedikit tajam melalui tatapan matanya. "Kau ingin menggoda atau apa? Kenapa aku tidak boleh merokok sementara kau saja boleh." Dia mendekat dengan posisi berhadapan langsung dengannya. Dimana setiap manik mata itu selalu mengatakan bahwa namja muda itu adalah Taehyung.
Taehyung nya yang hilang.
"Kau bodoh atau apa, adikmu saja tidak suka kau. Lalu kenapa kau buat ulah dengan benda ini. Hei candu mu akan membuat semakin buruk. Jangan membuat ulah oke." Dia menggigit puting rokok itu dan menaruhnya, dia tahu bahwa tidak semua orang suka dengan bekas mulut orang lain.
"Lagipula dia sedang mandi, aku sudah lama merokok. Jauh lebih lama darimu V." Dengan santai dia mengambil rokok itu dari atas meja dan menaruhnya di laut. Dia merasa ludah dengan bekas tembakau, dan V melototkan matanya. "Sialan, siapa suruh kau mengambil bekas ku. Kau ini manusia apa? Sulit dimengerti Kim." Mendekat dengan rangkulan tangan ke belakang leher. Dia bukan saja penggoda ulung tapi bisa menipu manusia lain untuk mendapatkan sesuatu yang dia mau.
Seokjin membiarkan mata itu menatapnya dengan senyum. "Kau ingin panas atau apa. Jangan lakukan hal bodoh karena kita ada dikamar." Dia kuat tapi jika soap nafsu bisa segalanya hingga spontanitas diantara keduanya tercipta. Jika memang seperti itu dia bisa mencari suatu cara. "Alangkah lebih baiknya kau mengatakan padaku bahwa kau ini V. Katanya Taehyung bukan dirimu. Buktikan kalau kau bukan adikku yang hilang."
KAMU SEDANG MEMBACA
You're a Little Late (Sad Story Jintae) END ✓
Fanfiction[Sequel dari buku pertama 'If You're a Little Late']✓ 'Aku adalah V, namja penggoda dengan gairah penuh dan panas, dengan nama jalang yang telah aku sandang selama ini. Katakanlah aku menyimpang, katakanlah aku adalah sesuatu yang buruk. Tapi kenap...