"Rahasia apa yang di simpan oleh keluarga sendiri. Padahal kepercayaan keluarga satu sama lain adalah hal paling utama. Jika sudah retak apa mungkin bisa di kembalikan?"
(Author ***** POV)
V sangat benci dengan keadaan dimana dia seakan mendapatkan kesalahan. Dia tidak bisa menemukan bukti apapun di rumah, dia mengikuti kata Yoongi untuk menunjukkan bukti tulis bahwa dia anak adopsi. Tapi ketika mencari berkas itu di kamar sang ayah, dia malah menemukan sertifikat rumah. Itupun kertasnya sudah usang.
"Apa yang kau cari nak, kenapa kamar ayah berantakan?" Sang ayah datang dengan dua bungkus nasi karena dia belum sempat memasak. Melihat punggung sang anak membelakanginya dengan posisi tangan menumpu di atas meja, walah sang anak tidak menunjukkan wajah emosinya tetap saja ayahnya tahu bahwa ada yang marah. V melihat sang ayah antara percaya dan tidak percaya. "Ayah bagaimana aku harus percaya dengan apa yang aku alami?"
Bergumam dengan pelan, dimana satu titik manik mata hitam disana membuktikan bagaimana dia kesal. Ayahnya mencoba mengulas senyum dan melihat bagaimana putranya nampak gusar. "Ayo sini nak, appa sudah membawakan mu makanan. Appa membeli makanan kesukaanmu?" Dia menaruh kresek itu di meja kamar. Tatapan sayang dengan keadaan dimana seorang ayah menginginkan anaknya sehat selalu.
V diam tapi langkah kakinya mendekati, seakan kedua bibirnya terkatup diam. Dimana keinginannnya untuk mencari tahu semakin besar, dia sudah cukup mendapatkan bagaimana dia hidup selama ini. Ketika melihat manik mata sang ayah, ada banyak harapan disana. Berharap bahwa dia adalah benar anaknya.
"Appa katakan padaku, siapa aku sebenarnya di matamu. Katakan dengan jelas appa, ajari aku untuk mendapatkan kejujuran dari ucapanmu." V ingin sekali menghajar dirinya sendiri jika benar demikian. Kenapa setiap ucapan Yoongi terbayang di dalam benaknya?
"Kalau begitu tunjukkan dokumen lengkap mengenai adopsi. Cari dokumen dari rumahmu atau tanyakan pada pihak panti siapa dirimu disana, kalau kau punya status maka benar kau anak adopsi. Jika iya kau Taehyung, maka tanyakan pada ayahmu. Dimana kau ditemukan dan rahasia apa disimpan oleh ayah mu."
Menggenggam erat tangannya pada sebuah meja di belakangnya, dia menggigit bibir bawahnya kuat. Kedua kelopak matanya sudah sembab, sementara dia berusaha untuk tidak menangis. "Katakan padaku appa, aku diambil dari panti asuhan mana?" V sungguh membutuhkannya, dia ingin menutupi mulut Yoongi dengan bukti yang nyata.
"V kenapa kau malah bicara seperti itu seakan meragukan ku. Apa kau tidak percaya dengan semua yang aku lakukan padamu, kau jelas anakku. Kau aku rawat dari panti asuhan Seogyu. Aku dan ibumu mengambil mu dari sana dan saat itu kau masih kecil." Ayahnya mendekati putranya. Dengan kedua mata menatap harapan memohon agar anaknya bisa mengikuti keinginannya. Tapi V malah seperti tertohok akan sesuatu tapi tidak tahu apa itu.
Dia menurut ketika duduk di atas tempat tidur dengan mata berpapasan dengan ayahnya. Entah kenapa dia melihat sosok ayah yang benar-benar mengerti dirinya, membantu dirinya dan menganggap bahwa dunia kelambunya itu menyenangkan jika ada seorang penyemangat di belakangnya. Ayahnya adalah superhero, lalu kenapa dia malah terhipnotis dengan ucapan Yoongi untuk mencari sebuah kebenaran?
"Ayah bilang aku diambil dari panti asuhan Seogyu, tapi kenapa saat aku disana memberikan mainan anak-anak mereka tidak ingat denganku? Jika memang aku disana setidaknya ada fotoku disana dan ingat bagaimana aku bermain disana. Aku hafal seluk beluk ruangan itu ketika aku datang berkunjung." Meskipun dia mengatakan hal itu dengan bibir bergetar. Sang ayah menjadi cemas dalam sesaat. "Karena kau masih kecil jadi kau tidak ingat kalau kau pernah disana, sebaiknya kau lupakan masalah ini dan ayo makan nak mumpung hangat." Sang ayah tidak ingin mengatakan lebih jauh, seakan dia menyembunyikan sesuatu dengan rapat.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're a Little Late (Sad Story Jintae) END ✓
Fiksi Penggemar[Sequel dari buku pertama 'If You're a Little Late']✓ 'Aku adalah V, namja penggoda dengan gairah penuh dan panas, dengan nama jalang yang telah aku sandang selama ini. Katakanlah aku menyimpang, katakanlah aku adalah sesuatu yang buruk. Tapi kenap...