Closer (15)

112 14 0
                                    

"Rahasia itu tertutup tak ada yang transparan, tak ada yang tahu bagaimana isi hati seseorang. Ketika mereka terluka mereka bisa saja diam dan ketika mereka marah bisa saja meledak. Jangan marah jika ada orang yang benar-benar membencimu, bisa saja kau punya kesalahan yang tak diketahui diri sendiri."

(Author ***** POV)

V nampak kerepotan saat dia mengeluarkan begitu banyak karung yang dia gunakan untuk membawa barang milik mereka. Bagaimana punggung tangan itu menampilkan ototnya, cengkraman yang kuat dengan memaksa otot tangannya dengan erat.

Seokjin ingin menolong tapi dia tidak mau dan menampik tangan itu dengan wajah kesal. "Maaf tapi aku tidak butuh bantuanmu, aku bisa sendiri." Ucapnya dengan sombong sembari menyibak rambutnya ke belakang. Dia ingin menunjukkan betapa tampannya dia tapi Seokjin melihat hal itu sebagai manusia lucu yang kurang perhatian.

"Sebaiknya kau buktikan dulu kalau kau kuat, baru bisa pamer kece. Lagi pula aku lebih tampan ketimbang kau." Dia mendahului V datang ke sana saat banyak anak-anak yang bermain di halaman, hilang sudah rasa iba nya menolong V karena pemuda itu memang keras kepala enggan dibantu. "Dasar sialan, kenapa aku ditinggal. Orang macam apa kau bangsat!" Bodoh sekali karena dia lupa bahwa sesungguhnya dia yang enggan tadi.

"Bukankah kau bilang, tidak butuh bantuan ku tadi. Lain kali jika ada orang yang ingin berbuat baik jangan ditolak. Cepatlah kau akan membuat mereka menunggumu."

Masa bodoh karena dia yang meminta membuat Seokjin tak melepaskan kacamata hitamnya. Dia berdiri disana seperti seorang bos yang menunggu anak buahnya agar segera datang. Dengan bibir ngedumel tak jelas, V langsung mengangkat karung itu seperti seorang kuli panggul. Bersimbah keringat dengan tatapan tajam ingin membunuh manusia di depan sana. Beruntung karena disini kawasan anak kecil sehingga dia tidak perlu repot berteriak marah dengan kaki yang bisa saja menendangnya telak.

"Oh astaga tingkahnya seperti seorang bos! Jahanam seharusnya aku tadi diam saja, bodoh kau V sekarang kau tambah kurus karena kehilangan banyak kalori." Baru pertama kali dia merasakan bicara sambil menarik benda berat itu menyulitkan, apalagi nafasnya tersenggal habis membuat dia kelimpungan. Demi mereka yang yatim piatu V rela membuang uang dan tenaga asal dia mampu melihat wajah ceria mereka.

"Kau butuh bantuan atau tidak?" Dari sana Seokjin berseru, tersenyum dengan tampan tapi dianggap senyum tipu daya oleh V. "Seharusnya jika serius mau menolong. Tolong saja, kenapa harus meminta ijin? Oh sialan aku tidak mau egoku turun. Tak apa, nanti malam aku bisa memakai koyo." Gengsi itu ada dan V merasa dia bisa melakukan sendiri tanpa ada kesalahan dan bantuan siapapun. Semua itu terasa menyakitkan saat punggung di belakangnya seperti terpelintir.

"Aakhh, aduhhh!"

Seokjin langsung lari mendekatinya, berusaha membantu si keras kepala yang mendapatkan karmanya. Apakah Tuhan sedang mengerjainya, sampai dia malu dan sakit secara bersamaan? Secara langsung Seokjin diikuti rombongan anak-anak di belakang nya mendekati V. Mereka sadar bahwa yang datang adalah kakak mereka, kakak seperti Santa Claus suka memberikan banyak hadiah.

Saat Seokjin menggendongnya di punggung dia merasa minder, tenaganya besar dengan lengan lebih kuat dari pada miliknya. Sementara dari bayangan di jendela bangunan panti, dia bisa melihat pantulan diri sendiri seperti seorang anak kecil. Sialnya, dia bahkan ditertawakan oleh para bocah nakal yang di ujung ayunan disana. "Awas saja yang di sebelah sana tidak akan dapat hadiahku." Sebal memang apalagi saat kau di tertawakan oleh yang lebih muda. Umur masih bocah tapi sikapnya membuat habis kesabaran.

V mana ikhlas akan hal itu!

.

Sang ayah sudah terbatuk dan mengeluarkan banyak darah, dia berusaha menutupi masalah kesehatan nya satu bulan. Tapi, dia merasa bingung dan pusing karena tidak ada gejala perkembangan membaik. Mengingat dia juga periksakan diri dan meminum obat teratur, walau batuknya sekarang tidak separah dulu. Akan tetapi dalam satu kali batuk dia mengeluarkan darah dan membuat perasaannya kalang kabut.

You're a Little Late (Sad Story Jintae) END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang