"Aku akan mengakhiri kisah dan juga keterlambatan ini. Aku akan temukan sebagian kisah hidupku yang hilang. Kucari tombak menancap pada bagian tubuh dan lukaku. Kalaupun aku pergi itu artinya misi sudah selesai."
(Author **** POV)
Inginnya tubuh terbujur kaku dan tidak kembali, inginnya dia mati dengan segala kebencian yang sudah dia berikan. Tapi kenapa sang adik yang menjadi korban dan harus mendekam dalam panasnya peluru di dadanya. Seorang kakak berseru keras memanggil adiknya yang lelah dan kesakitan.
Tubuh Jungkook lemas dan ambruk dimana kepalanya dia taruh di atas pahanya. Seokjin merasa ini kesalahannya karena sudah membawa adiknya dalam bahaya, dia menekan luka itu dan darah muncrat mengenai wajahnya. Bau amis anyir tercium ketika hembusan angin mengenai wajahnya, karena kesalahan dan ketololannya semua ini terjadi. Sialnya, saat ketegangan di puncak sang adik malah tersenyum.
"Bukankah bantuan akan datang, lalu kenapa kau menangis Hyung." Suaranya lirih dan matanya sayu, Jungkook tidak akan mengira kalau peluru ini bisa menyakitkan. Lalu bagaimana dengan kakaknya yang pasti kena jika dia tidak datang. "Diam bodoh! Kenapa kau malau kesini, aku sudah bilang untuk tidak kemari bukan?!" Suaranya keras dan Seokjin bersumpah akan membuat orang itu menderita jika sesuatu terjadi hal buruk pada adiknya.
Dalam kesakitan nya Jungkook menatap langit, dia sendiri tidak akan sangka kalau kakaknya akan senaif ini. "Selalu saja begini.... Kau selalu melarangku menangis. Tapi, kini kau yang menangis keras. Sebenarnya kau itu kakak atau adikku sih." Jungkook berseru demikian dan Seokjin tak menyukainya. Dia anggap hal ini bukan sebuah obrolan lucu tapi kenapa malah Jungkook senang sekali membuat dia kerepotan.
"Aissshh.... Kau sedang sakit. Jangan banyak bergerak, aku tidak akan memaafkan orang itu. Lihat saja, aku akan membuat dia menderita karena dia sudah menyakitimu Saeng." Ungkapannya terucap kesal dimana suara iringan ambulance datang menjemput seseorang. Sepertinya Jungkook akan mati karena kepalanya terasa sangat pening. Suara sirine makin keras dan dia ingat akan sesuatu.
Namja itu...
Kala Seokjin hendak bangkit satu tangan menahan tubuhnya untuk tidak bangun. Sang kakak menoleh dan melihat bagaimana adiknya yang berkaca dan menelan ludah kesusahan.
"V dalam bahaya, aku rasa dia dalam bahaya. Aku punya firasat buruk saat aku menyusul mu. Aku merasa ada yang aneh di plat mobil ambulance dia tumpangi." Suaranya dia keras kan, berusaha dengan susah payah untuk tidak tersendat. Seokjin tidak memungkiri jika semua hal bisa saja terjadi tapi dia punya keyakinan lebih untuk menepis segala hal terjadi.
"Tapi V dibawa ke rumah sakit bukan? Kenapa kau bisa mengatakan dia dalam bahaya. Adik sebaiknya kau fokus dengan keadaanmu, jangan memikirkan hal lain." Seokjin membantu sang adik bangun, petugas medis telah menyiapkan bunker berjalan dan segera mengangkat tubuh itu untuk pertolongan. Jungkook langsung tak ingin menyerah begitu saja meyakinkan kakaknya, dia merasa yakin dan memang harus segera di usut tuntas siapa dia.
"Hyung, aku sadar kalau setiap kata yang aku katakan pasti akan selalu mustahil bagimu. Tapi, kalau kau tahu... Aku merasa kalau dia memang butuh bantuanmu. Maaf aku tak bisa menjaga dia tapi karena aku tidak suka aku kurang hati-hati." Makin lama suaranya makin berat, dia melihat kakaknya penuh keyakinan.
Cepat atau lambat semua akan jelas, sepeninggalnya sang adik yang dibawa ke rumah sakit. Kedua mata Seokjin memperhatikan pistol tergeletak disana.Ini milik pria itu dan dia punya banyak nama untuk menjadi penjahat yang diburu. Kenapa ucapan Jungkook lebih meyakinkan dari kedengarannya. Lambat laun semua tampak jelas dan ketika dia melihat ada darah dari benda tersebut, mendadak pandangan Seokjin makin jelas.
"Kalau begitu tidak ada pilihan lain selain mencari pria itu dan membunuhnya. Aku tidak tahan dan akan membuat dia merasa mati, kalau V dalam bahaya maka..." Menerka dan menebak, dia juga tidak mendapatkan kabar dari Yoongi sejak tadi. Padahal dia ingin menanyakan keadaan pria itu, ayah dari V yang sangat menyayangi putranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're a Little Late (Sad Story Jintae) END ✓
Fanfiction[Sequel dari buku pertama 'If You're a Little Late']✓ 'Aku adalah V, namja penggoda dengan gairah penuh dan panas, dengan nama jalang yang telah aku sandang selama ini. Katakanlah aku menyimpang, katakanlah aku adalah sesuatu yang buruk. Tapi kenap...