B R I A N
Hidup buat gue adalah tentang bertahan di segala situasi. Buruk, baik, menyenangkan, menyakitkan. Gue harus bertahan supaya tetap hidup di dunia yang jarang berbaik hati.
Kalo ditanya kenapa gue rela berusaha sekeras ini demi hidup yang gak enak, mungkin jawabannya hanya ... karena gue ingin.
Bukan sekali-dua kali gue hampir menyerah, take a worst way to be dead. Cuma itu. Ketimbang mati dalam keadaan kebingungan penuh tanya tentang nasib hidup gue, lebih baik hidup mencari apa yang bisa membuat jawaban gue terjawab.
Masih jelas banget, hari pertama gue diboyong sama mami dan papi ke rumah. Usia gue baru lima tahun hampir enam tahun, tubuh gue kurus dan kecil banget dibanding anak-anak seusia gue. Bu Panti aja sampai heran, kok bisa-bisanya di antara banyaknya anak yang “bagus” malah gue yang mereka pilih untuk diadopsi?
Pertanyaan itu terus bercokol di kepala gue tanpa pernah berani ditanyakan langsung. Lalu, suatu hari setelah gue lulus SMP, mami mengajak gue jalan-jalan ke kebun belakang. Beliau mengambilkan seluruh makanan dan minuman untuk gue makan pakai tenaganya sendiri.
Lagi, gue kebingungan. Biasanya mami selalu menyuruh pelayan atau orang lain melakukan pekerjaan rumah. Gue gak tau apa sebabnya, dulu gue pikir wajar aja karena mami adalah nyonya rumah. Tapi ternyata ... mami memang gak diizinkan beraktifitas berat. Kondisi tubuhnya setelah sempat mengalami kecelakaan pesawat beberapa tahun sebelum mengadopsi gue membuatnya gak bisa kerja rumahan.
Hari itu, mami juga cerita alasannya bersama papi memilih gue.
“Ian, semua anak berhak punya hidup yang lebih layak termasuk Ian dan teman-teman Ian di panti.”
“Terus kenapa mami pilih Ian? Kan temen-temen Ian banyak yang lebih butuh hidup yang layak dibanding Ian.”
“Karena Mami sama papi melihat Ian sebagai anak yang sangat baik—bukan berarti temen-temen Ian gak baik, cuma ... Ian terlihat menginginkan keluarga sederhana dan gak butuh hal lain selain keluarga. Makanya Mami sama papi memilih Ian.”
Keluarga. Iya, keluarga. Sejak gue diadopsi gue jadi punya keluarga. Alasan gue untuk hidup bertambah karena ada mami, papi, Chandra, dan ... Kristal.
Sialan, inget lagi deh gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
S E N A N D I K A 2.0 | ✔
RomanceSegala hal di dunia hanya sekali, setidaknya. Sekali hidup, sekali mati. Namun, ada juga hal yang terjadi beberapa kali seperti banjir di ibu kota atau demo akibat pendapat yang selalu diajukan tak kunjung menjadi nyata. Perihal perasaan, misal. Ba...