#Rasa 27 : Takut dan Ragu

121 19 3
                                    

E L Y S I A

Sampai pukul delapan malam lewat tujuh belas menit, nggak ada tanda-tanda yang menunjukkan Ditto datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sampai pukul delapan malam lewat tujuh belas menit, nggak ada tanda-tanda yang menunjukkan Ditto datang. Pesan singkat mau pun telepon juga gak terlihat di ponsel gue.

Pilihannya hanya dia terlampau sibuk sama kerjannya sampai lupa akan janjinya dengan gue atau, Ditto memang ingin mengingkari janjinya. Karena gue gak suka diabaikan atau dianggap gak penting, gue berdiri di pilihan pertama. Ditto pengusaha yang jabatannya tinggi, hampir setara dengan Mas Haru kalau aja lelaki itu gak membangkang perintah Bapak demi pacar gelapnya yang masih terikat status mahasiswi.

You’re pretty stupid, Elysia.”

Kepala gue tertoleh ke belakang, mendapati Mas Haru—kakak kedua gue—di ujung pintu masuk. Wajahnya jelas menampilkan ekspresi tak senang ditambah gerakan bersedekap juga sebatang nikotin tersampir di antara dua belah bibirnya.

I think you’re abandoned me for your nasty girl.” Satu tangan gue menyisir rambut ke belakang, asal. Satunya lagi menunjuk pintu. “Keluar.”

You’re still too wild to handle. Gimana bisa Ditto masih waras sampai sekarang?” Tawa menyebalkan Mas Haru terdengar menganggu telinga gue. “Gue lupa, he doesn’t love you right? How stupid I am.”

“Aku gak mau ngulang sekali lagi, lebih baik Mas Haru keluar dari rumahku sekarang,” perintah gue telak. “I’m not in the mood for fighting or yelling to someone.”

Then, don’t do that.”

Gaharu sialan.

“Eya,” panggil Mas Haru pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Eya,” panggil Mas Haru pelan. Dia menaruh rokok yang tadinya terselip di bibirnya ke bibir gue, begitu santai sambil tersenyum manis seolah apa yang dia lakukan hal baik. “Just chill, it’s not like you.”

Who the hell think you are? Mas Haru pergi dari rumah selama hampir sepuluh tahun dan sekarang bertindak seolah paling mengenal aku, isn’t it funny?” Mata gue nyalang, merangsek masuk ke mata Mas Haru yang masih tampak tenang. Rokok yang diaselipkan barusan gue buang ke karpet, persetan bakal bolong atau kebakar. “We’re just strangers with blood relation, gak lebih dari itu.”

S E N A N D I K A  2.0 | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang