N A Y L A
Waktu gue terbangun dari tidur dan menengok waktu di ponsel, gue mengerenyitkan dahi. Pasalnya pukul setengah satu dini hari, Rahma gak ada di sudut mana pun kamar ini. Ke mana dia? Gue yang baru bangun sampai panik mau nyariin dia sebelum melihat sebuah sticky notes tertempel di kaca meja rias.
Nay, gue lagi jalan sebentar sama Elang. Bentar lagi juga balik, maaf ya kalau lo sempet panik nyariin gue.
- Rahma
Jantung gue mencelos detik itu juga. Dalam sehari—malahan belum ada dua puluh empat jam—hubungan Rahma sama Elang berkembang begitu pesat. Antara mereka yang udah saling menyadari perasaan atau gue yang terlambat mengatakan semuanya.
Hati gue ... udah gak bisa dikatakan hancur lagi. Selain karena gue orangnya amat sangat perasa, dua orang yang jadi penyebabnya adalah orang terdekat yang gue miliki. Membenci mereka sama saja membenci diri sendiri.
Tapi kalau berusaha baik-baik aja dan menerima ... lama-lama gue kehilangan diri gue sendiri.
Kepala gue bener-bener sakit mikirin ini, efek kebangun juga. Mau tidur gak bisa. Pengennya nangis aja tapi nanti ketauan Thala bisa repot.
Akhirnya, gue keluar ke balkon buat ngechat Ashita. Niatnya mau nelpon dia, cuma gue sadar pasti berujung nangis meraung-raung dan Thala bakal kebangun. No way.
KAMU SEDANG MEMBACA
S E N A N D I K A 2.0 | ✔
RomanceSegala hal di dunia hanya sekali, setidaknya. Sekali hidup, sekali mati. Namun, ada juga hal yang terjadi beberapa kali seperti banjir di ibu kota atau demo akibat pendapat yang selalu diajukan tak kunjung menjadi nyata. Perihal perasaan, misal. Ba...