Bandung, awal 2019.
Perjalanan dan kejadian di Solo usai begitu saja, seperti tidak ada yang terjadi. Thala kembali ke ibu kota bersama Nayla dan Elang. Lalu, Rahma? Ah, gadis itu bilang masih ada yang harus diurus dan dibereskan di Pati tetapi bilang akan datang ke pernikahan Maudy.
Dua minggu setelahnya Rahma pulang, bersama Brian dan Kala yang turut membantu membawakan barang bawaannya. Target Brian untuk menghabiskan waktu lebih lama di Pati tidak tercapai, namun dia juga tak keberatan. Sejak awal dia ke sana juga tidak ada tujuan pasti selain memuaskan rasa penasaran.
Kemudian, untuk pernikahan Maudy. Semua berjalan lancar hanya resepsinya ditunda hingga dua bulan ke depan dikarenakan ayah Saga yang terkena stroke mendadak satu minggu sebelum akad nikah keduanya berlangsung. Tidak fatal, hanya cukup membuat geger. Sebagai anak berbakti, Saga tentu menunda pesta bahagianya sebab kehadiran sang ayah adalah hal utama.
Dan, di sinilah lima dara itu berada. Lima ya, Divya belum juga ada kabar lanjutan apakah akan hadir atau tidak. Thala, Ashita, Rahma, dan Nayla menginap di kamar yang telah disediakan Saga dan Maudy di hotel tempat resepsi keduanya berlangsung esok hari.
Bagaimana menjelaskannya? Kalau boleh diwakilkan oleh Rahma, rasanya menyenangkan juga melegakan.
Tidak sedikit pun lewat dalam dugaannya mereka bisa berkumpul lagi dalam situasi yang baik dan keadaan yang menyenangkan seperti sekarang pasca insiden menyakitkan di Bandung delapan bulan lalu. Ashita dan Nayla yang meluangkan waktu di antara kesibukan yang menghajar terus tanpa henti. Thala menyempatkan diri hingga membuang kesempatan makan malam romantis bersama Jeff.
Rahma juga. Dia melawan rasa takut dan tak enak di hatinya sendiri demi memberi kebahagiaan lebih untuk Maudy, sahabatnya. Berusaha melupakan kejadian menyakitkan setengah tahun lalu.
“Makasih udah mau dateng ya, semuanya. Gue sama Saga berterima kasih banget.” Malam itu—malam sebelum resepsi—Maudy sempatkan diri menyambangi kamar tempat keempat temannya menginap. “Gue tau kalian semua pasti punya urusan penting, tapi masih dateng juga.”
Thala terkekeh legawa. “Yaiyaalaaah, kan dibayarin Yang Dipertuan Agung Saga hihihi.”
“Bener, mumpung gratis kapan lagi ye?” timpal Ashita geli. “Lagian, Dy. Lo kaya sama siapa aja dah. Kita kan temenan udah mau sepuluh tahun, tau belangnya kaya apa. Masih aja gak enak hati.”
“Tetep gue gak enak sama kalian, udah diundur, dadakan pula gara-gara Saga tanding minggu depan.”
Di ujung ranjang, Nayla tersenyum lega. Walau dia tidak sedekat itu dengan Maudy, hatinya senang melihat satu temannya bersanding dengan laki-laki pilihannya. Layak baginya mendapat bahagia sebesar ini setelah hal-hal buruk juga menyakitkan yanga harus dia hadapi dulu.
“Duh, nyengir aja lo. Ngeri kemasukan dah,” sindir Thala usil. “Kasih kesan dan pesan dong buat Bu Penganten, masa diem aja lau.”
“Haha, pesan apa coba? Udah diwakilin lo berdua.”
KAMU SEDANG MEMBACA
S E N A N D I K A 2.0 | ✔
RomanceSegala hal di dunia hanya sekali, setidaknya. Sekali hidup, sekali mati. Namun, ada juga hal yang terjadi beberapa kali seperti banjir di ibu kota atau demo akibat pendapat yang selalu diajukan tak kunjung menjadi nyata. Perihal perasaan, misal. Ba...