Malam itu, Libra menghabiskan waktunya di Heavenly Hell—bar langganan anak-anak Enam Hari—ketika seharusnya dia berada di ruang rapat bersama Kaisar dan jajaran staff lain untuk membicarakan kasus Ajun yang belum juga meredam. Memang, persoalan esek-esek lebih tahan lama ketimbang wangi parfum Dior.
Daripada menambah stres, lebih baik dia menyegarkan otak. Lewat jalan maksiat seperti sekarang contohnya.
“Sayaang, purse aku udah ketinggalan mode. Besok kita shopping ya?” Winny—perempuan metropolitan bergaya borju—adalah perempuan keempat yang Libra pacari hampir sebulanan ini. Patut masuk rekor, karena biasanya dia gak bertahan lebih dari dua minggu berhubungan dengan perempuan kaya si Winny ini.
Malas-malasan, Libra mengangguk. Beda sekali sama Winny yang kegirangan sampai memeluknya heboh. Ah, ralat. Alasan Libra bertahan karena Winny ini memuaskan. Baik secara lahir maupun batin. Gak usah dijabarkan, pasti kalian paham lah ya.
Dering rusuh ponsel Winny mengusik acara clingy-cheesy bersama Libra. Wajah Libra kembali malas kala mengetahui siapa gerangan penelpon itu.
Kakaknya Winny, orang yang menentang keras hubungannya dengan Libra.
“Aduh, ngapain sih si Abang nelpon segala,” keluh gadis itu kesal. “Babe, aku ke toilet dulu ya.”
Sebelum pergi, pipi Libra dicium dulu oleh Winny cukup lama. Untung saja lipstick-nya transfer proof jadi gak menyisakan cetakan bibir di sana.
Guna mengembalikan mood-nya—sekalian mencari mangsa baru, ofc—Libra turun ke lantai dansa, meninggalkan mejanya. Toh, Winny pasti lama teleponan sama kakaknya yang super duper posesif itu.
Cukup lama Libra berkelana di lantai dansa—sambil joget nemplok-nemplok ofc—rupanya dia masih belum bisa menaikkan mood-nya. Karena capek, Libra melangkahkan kaki ke island—iya, Paduka yang namain—semacam pojok tempat bartender membuat minuman.
Niatnya sih mau mimik-mimik ganteng sembari tebar pesona serta ketampanan. Eh, pas sekali mangsa yang dicarinya sejak tadi muncul tepat depan mata.
“Hey.”
Perempuan berambut red wine yang Libra panggil masih bergeming, cenderung melamun. Sial, keki nih Libra jadinya.
Tak pantang menyerah, Libra berusaha sekali lagi menarik atensi perempuan itu. “Ar—”
“Are you lost your mind, boy?”
Libra tahu, dia tidak pernah salah memilih target.
KAMU SEDANG MEMBACA
S E N A N D I K A 2.0 | ✔
RomanceSegala hal di dunia hanya sekali, setidaknya. Sekali hidup, sekali mati. Namun, ada juga hal yang terjadi beberapa kali seperti banjir di ibu kota atau demo akibat pendapat yang selalu diajukan tak kunjung menjadi nyata. Perihal perasaan, misal. Ba...